Komedian Sarah Silverman menggugat OpenAI dan Meta atas dugaan pelanggaran hak cipta

Sarah Silverman (foto: wnyc.org)
Techno.id - Komedian sekaligus aktris, dan penulis Sarah Silverman, serta dua penulis lain Christopher Golden, dan Richard Kadrey, menuntut OpenAI dan Meta atas pelanggaran hak cipta. Mereka menuduh ChatGPT milik OpenAI dan chatbot LLaMA milik Meta dilatih dengan dataset yang menyertakan buku-buku mereka yang memiliki hak cipta, tanpa seizin mereka.
Dataset yang dimaksud diduga diperoleh dari situs web “perpustakaan bayangan” seperti Bibliotik, Library Genesis, dan Z-Library. Situs-situs web ini dikenal karena mendistribusikan konten bajakan.
Seperti dilaporkan ghacks.net, Silverman, Golden, dan Kadrey menuntut ganti rugi menurut undang-undang sebesar USD150 ribu (atau sekitar Rp2,2 miliar) untuk setiap karya yang diduga dilanggar. Mereka juga meminta putusan sela, yang akan mencegah OpenAI dan Meta untuk terus menggunakan karya-karya yang dilindungi hak cipta tersebut untuk melatih model-model AI mereka.
Teknologi AI dan masalah hak cipta
Penggunaan teknologi AI untuk membuat dan mendistribusikan konten menimbulkan masalah hak cipta baru. Di masa lalu, hukum hak cipta terutama berkaitan dengan perlindungan ekspresi kreatif penulis. Namun, teknologi AI mampu menghasilkan teks, gambar, dan konten kreatif lainnya yang tidak dapat dibedakan dengan konten yang dibuat manusia.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah konten yang dihasilkan AI dilindungi hukum hak cipta. Beberapa ahli berpendapat bahwa konten yang dihasilkan AI seharusnya tidak dilindungi hukum hak cipta, karena tidak melibatkan tingkat kreativitas manusia yang sama dengan bentuk-bentuk ekspresi kreatif tradisional.
Sebagian ahli lainnya berpendapat bahwa konten yang dihasilkan AI harus dilindungi hukum hak cipta, karena konten tersebut sama berharganya dan sama orisinalnya dengan konten yang dibuat manusia.
Gugatan antara Silverman, Golden, dan Kadrey terhadap OpenAI dan Meta adalah salah satu kasus pertama yang menguji batas-batas hukum hak cipta AI. Hasil dari kasus ini dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap masa depan teknologi AI dan industri kreatif.
RECOMMENDED ARTICLE
- Mercedes Benz integrasikan ChatGPT dengan sistem infotainment MBUX, ini fungsinya
- 5 Alasan mengapa lebih baik menggunakan Google Bard ketimbang ChatGPT
- Chat GPT menjadi keterampilan paling diburu para profesional di Indonesia
- Update terbaru memungkinkan ChatGPT untuk mencari data langsung dari internet
- Microsoft Bing AI ternyata punya fitur tersembunyi yang bisa meniru orang-orang terkenal
HOW TO
-
Cara terbaru buka WhatsApp saat bermain game tanpa menutup aplikasi, ini fitur yang dibutuhkan
-
Cara mengunci chat WhatsApp (WA) dengan fingerprint atau screenlock, biar rahasia tetap aman
-
6 Cara terbaru memperbaiki Microsoft Word di Windows 10/11 yang menghapus teks dengan sendirinya
-
Cara mencari file penting di chat WhatsApp (WA) dengan cepat dan tanpa ribet
-
10 Tanda laptop bekas ketumpahan cairan air atau kopi, hati-hati sebelum membeli
TECHPEDIA
-
Bisakah dapat Robux di Roblox secara gratis? Ini 10 faktanya agar tidak tergoda penipu
-
Detik-detik gelombang radio lawan sensor Jepang dan siarkan proklamasi kemerdekaan RI ke penjuru dunia
-
8 Penyebab charger ponsel mudah panas, jangan pakai adaptor abal-abal yang berbahaya!
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Bisakah dapat Robux di Roblox secara gratis? Ini 10 faktanya agar tidak tergoda penipu
-
Detik-detik gelombang radio lawan sensor Jepang dan siarkan proklamasi kemerdekaan RI ke penjuru dunia
-
8 Penyebab charger ponsel mudah panas, jangan pakai adaptor abal-abal yang berbahaya!
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang