Adobe kembangkan GenAI, alat yang bisa mengubah permintaan teks menjadi musik  

Adobe kembangkan GenAI, alat yang bisa mengubah permintaan teks menjadi musik  

Adobe GenAI

Sumber GenAI mendapatkan bahan

Dalam posting blog, Adobe menyebutkan komitmennya untuk tetap berpegang pada prinsip etika AI-nya, memastikan bahwa teknologi AI dikembangkan secara bertanggung jawab. Artinya GenAI sedang dilatih tentang data musik seperti dalam domain publik atau karya berlisensi yang tepat. Adobe juga dilaporkan mengembangkan teknologi watermarking sehingga dapat mengidentifikasi apakah audio dihasilkan melalui GenAI.

Tetapi fitur melodi referensi tidak disertakan dalam percakapan, jadi tidak jelas lagu mana yang dapat diunggah pengguna ke alat tersebut. Adobe perlu melangkah hati-hati karena memasukkan musik yang dilindungi hak cipta dapat membuat mereka dibanjiri protes dari label musik dan artis.

Lantas, apakah musik yang dihasilkan AI melanggar kekayaan intelektual artis masih belum jelas. Namun, platform seperti TikTok dan Spotify telah menghapus beberapa trek deepfake yang menggunakan sampel vokal dari artis tanpa persetujuan mereka. Contoh utama adalah lagu AI Heart on My Sleeve yang menampilkan vokal palsu The Weeknd dan Drake, seperti dilansir The Guardian.

Tidak semua artis resah dengan masalah yang ditimbulkan musik AI. Grimes, misalnya, menganut konsep tersebut dengan syarat dia mendapatkan bagian royalti yang adil untuk setiap lagu yang dihasilkan AI yang sukses dengan suaranya.

Di dunia alat AI generatif yang terus berkembang, GenAI berpotensi menjadi pilihan utama bagi pembuat konten yang mencari cara mudah untuk membuat music, sekaligus membuat pusing para musisi jika akhirnya merusak karya berhak cipta mereka.

(brl/red)