Di tengah gempuran OTT global, bisakah OTT lokal merebut hati Anda?

Ilustrasi pengguna smartphone © 2013 kapanlagi.com
Techno.id - Masyarakat Indonesia terus dijamu dengan layanan digital dari vendor luar negeri. Facebook, YouTube, atau WhatsApp hanyalah segelintir perusahaan Over The Top (OTT) asing yang meraih popularitasnya di sini. Belum lagi kedatangan layanan OTT premium seperti Netflix dan Spotify belakangan, Tanah Air pun kian terjajah secara digital.
Pelaku OTT lokal dan para pihak terkait bukannya tak punya perlawanan. Beberapa waktu lalu, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) sudah menunjuk tiga OTT lokal untuk dikembangkan dan bersaing dengan pemain global, yakni Qlue, Sebangsa, dan Catfiz.
Yang jadi pertanyaan sekarang, bisakah mereka berkompetisi dengan para raksasa industri digital?
Irfan Prabowo alias Fanbul melihat bahwa OTT lokal itu punya modal berharga ketimbang Facebook cs. Kedekatan emosional OTT lokal dengan masyarakat Indonesia ia sebut lebih kuat dibanding para OTT global lainnya.
Irfan Prabowo alias Fanbul
© 2016 techno.id
Social Media Strategist dan Community Manager Hipwee itu kemudian melanjutkan argumennya, "Secara spesifik, mereka lebih memahami karakter orang Jawa, Sumatera, Bali, dan lain-lain. Ketika nanti internet di seluruh Indonesia kecepatannya sudah sama-sama kencang, menurut saya produk yang sangat lokal punya kans kuat untuk menggaet audience Indonesia sendiri."
Akan tetapi, hal itu tergantung pada kemampuan dan niat para pelaku OTT untuk mengembangkan diri secepatnya. Sebab, tiga OTT yang didukung Menkominfo langsung itu bukanlah platform video atau real-time concept - jenis media sosial yang Fanbul prediksi bakal naik daun pada 2016.
Sejauh ini, tiga OTT lokal itu terus berbenah. Qlue, misalnya, sudah mendapat kepercayaan dari Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi untuk menampung komplain warganya secara langsung. Sedangkan Catfiz siap meyapa pengguna iOS dalam beberapa waktu mendatang.
Qlue telah terlibat dalam beberapa gerakan sosial, seperti Program Indonesia Bebas Sampah 2020
© 2016 techno.id/Indah Pertiwi
RECOMMENDED ARTICLE
- CEO baru AlfaOnline bocorkan sedikit strategi perusahaannya
- TrueMoney, uang elektronik syariah pertama di Indonesia
- Backing kuat, Kurio siap untungkan pembaca dan publisher Indonesia
- Indonetwork ajak UMKM Karawang rambah bisnis online
- Pemerintah Indonesia ajak diskusi startup freelance asal Australia
HOW TO
-
Cara mengunci chat WhatsApp (WA) dengan fingerprint atau screenlock, biar rahasia tetap aman
-
6 Cara terbaru memperbaiki Microsoft Word di Windows 10/11 yang menghapus teks dengan sendirinya
-
Cara mencari file penting di chat WhatsApp (WA) dengan cepat dan tanpa ribet
-
10 Tanda laptop bekas ketumpahan cairan air atau kopi, hati-hati sebelum membeli
-
6 Cara terbaru 2025 memperbaiki fitur rotasi otomatis ponsel Android tidak berfungsi
TECHPEDIA
-
Bisakah dapat Robux di Roblox secara gratis? Ini 10 faktanya agar tidak tergoda penipu
-
Detik-detik gelombang radio lawan sensor Jepang dan siarkan proklamasi kemerdekaan RI ke penjuru dunia
-
8 Penyebab charger ponsel mudah panas, jangan pakai adaptor abal-abal yang berbahaya!
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
LATEST ARTICLE
HOW TO Selengkapnya >
-
Cara mengunci chat WhatsApp (WA) dengan fingerprint atau screenlock, biar rahasia tetap aman
-
6 Cara terbaru memperbaiki Microsoft Word di Windows 10/11 yang menghapus teks dengan sendirinya
-
Cara mencari file penting di chat WhatsApp (WA) dengan cepat dan tanpa ribet
-
10 Tanda laptop bekas ketumpahan cairan air atau kopi, hati-hati sebelum membeli