Bukan tempat jual-beli online biasa, Prelo dorong seller bercerita

Bukan tempat jual-beli online biasa, Prelo dorong seller bercerita

Techno.id - Makin 'manisnya' sektor e-commerce nasional sekarang mengundang banyak pihak untuk turut mencicipinya. Sejumlah startup baru yang menggarap sektor ini pun terus bermunculan dan sebisa mungkin memperkuat diri, sementara para pemain lama juga terus berusaha mempertahankan eksistensinya karena tak ingin tergusur.

Meski tergolong sebagai pemain baru, Prelo menyatakan siap bersaing dengan kompetitor lain yang sudah ada dan lebih besar. Marketplace yang menampung aktivitas jual-beli barang bekas secara online ini cukup percaya diri dengan karakter unik yang mereka miliki.

Fransiska Hadiwidjana, CEO dan founder Prelo, mengatakan pada Techno.id (06/12/15), "Kami sendiri berfokus dengan diferensiasi kami, yaitu pertama Prelo fokus pada aplikasi smartphone saja. Kedua, kami selalu mengutamakan keamanan konsumen dengan menjamin keamanan transaksi dan keaslian barang untuk konsumen."

Namun di samping itu, Prelo masih menyimpan kekuatan sekaligus kenikannya, yakni dengan mengajak para seller di platformnya untuk bercerita.

"Ketiga, kami mendorong cerita di balik masing-masing barang bekas yang ada. Jadi, nggak sekadar jualan saja, tapi juga ada unsur cerita layaknya di social media," imbuhnya melalui pernyataan tertulis.

Prelo sendiri adalah marketplace yang khusus menjual barang-barang bekas. Akan tetapi, startup asal Bandung ini tak menampung barang bekas sembarangan, melainkan barang-barang yang pernah menjadi favorit pemiliknya alias preloved. Prelo juga menawarkan kemudahan bertransaksi dengan menyediakan fitur chatting dan tawar-menawar langsung di dalam aplikasinya.

(brl/red)