Virtual reality ternyata bisa bantu atasi depresi

Ilustrasi pengguna virtual reality © 2016 Samsung
Techno.id - Meledaknya tren virtual reality kini diikuti pula dengan mewabahnya berbagai penelitian tentang apa saja manfaat teknologi yang satu ini. Yang cukup mengejutkan, ternyata VR tak hanya bisa membuat pemakainya senang menikmati konten virtual yang imersif di depan matanya, tapi juga merasa tenang.
Sebab, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University College London (UCL) dan Catalan Institution for Research and Advanced Studies (ICREA), virtual reality dinilai berhasil meredakan depresi bagi manusia. Penelitian awal yang mereka lakukan terhadap 15 pasien dari rentang usia 23 sampai 61 tahun menunjukkan bahwa 60 persen dari mereka merasakan manfaat VR dalam meredakan depresi.
- Virtual Reality, bisa bantu pasien stroke sembuh kembali Uji yang dilakukan oleh Virtual Reality Medical Center menemukan bahwa perangkat tersebut dapat membantu proses terapi untuk pasien stroke.
- 15 Keseruan yang hanya dirasakan gamer virtual reality, bikin ngiri! VR adalah sebuah teknologi yang menghadirkan dunia nyata ke dunia maya.
- Tahukah kamu kalau kebahagiaan bisa menular tetapi depresi tidak? Studi ini mengambil data lebih dari 2.000 anak muda di Amerika Serikat.
Mengutip EurekAlert.org (15/02/16), Virtual Reality Therapy (VRT) yang diterapkan tim peneliti ialah dengan menyuguhkan visualisasi tubuh virtual pasien di sebuah kaca. Kemudian, mereka diminta untuk menenangkan seorang anak virtual yang sedang bersedih di hadapannya. Semakin baik pasien berinteraksi dengan anak tersebut, maka tangisannya akan berhenti dan responsnya makin positif.
Setelah itu, perspektif dibalik dari sudut pandang anak tadi. Pasien pun akan menyaksikan gestur dan ucapan yang sudah dia berikan ke anak tadi. Skenario terapi ini dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 8 menit. Pada akhirnya, sembilan dari 15 pasien pun mengaku stresnya telah berkurang.
Sayangnya, hasil penelitian ini belum bisa 100 persen dipercayai. Pasalnya, kontrol terhadap pasien dan skala percobaannya yang masih kecil masih meragukan. Namun, peneliti telah berkomitmen untuk mengembangkan riset ini sehingga di kemudian hari hipotesis VR dapat mengurangi beban mental seseorang bisa benar-benar direalisasikan.
RECOMMENDED ARTICLE
- Layar besar gedung bioskop akan digantikan oleh virtual reality
- Termurah hingga termahal, ini perangkat VR yang telah rilis tahun 2016
- Bos Facebook tak yakin virtual reality akan laris tahun ini
- McDonald’s pun ramaikan era virtual reality
- Punya Oculus Rift, Facebook malah pesan 8.000 unit Samsung Gear VR
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini