Tak lagi pakai lampu minyak tanah, penduduk pedalaman lebih sehat

Ilustrasi lampu bertenaga bakteri © cnn.com
Techno.id - Kondisi alam sangat berpengaruh pada pembangunan infrastruktur. Jika Anda tinggal dalam hutan hujan seperti di desa Nuevo Saposoa, Peru, akan sangat sulit untuk membangun sebuah infrastruktur tanpa merusak ekosistem yang ada.
Contohnya saja listrik. Bayangkan bagaimana sulitnya membangun pembangkit listrik di tengah hutan lebat dengan curah hujan tinggi seperti di Nuevo Saposoa. Namun para ilmuwan di sana telah menemukan bahwa bakteri yang ada di sekitar mereka bisa digunakan sebagai sumber listrik.
- Lampu ini tak gunakan baterai, bahan bakar, atau matahari, lalu apa? Proyek tersebut merupakan proyek Gravity Light versi 2.0 dan mulai diuji coba tahun lalu di hampir 30 negara seluruh dunia.
- Padi bisa jadi sumber listrik, pantesan ada iklan TV menyala di sawah Mahasiswa Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) berhasil merancang inovasi itu.
- 4 Manfaat lumpur Lapindo yang perlu kamu tahu Siapa sangka dibalik bencana yang merugikan banyak pihak, lumpur Lapindo ini ternyata memiliki banyak manfaat.
Seperti yang telah diberitakan oleh Engadget pada hari Selasa (24/11/15), para peneliti dari Universidad de Ingeria y Technologia, Peru, telah menmeukan sebuah lampu LED yang mengandalkan tumbuh-tumbuhan di dalam rumah. Bagaimana caranya?
Banyak bakteri yang terdapat di sekitar tumbuhan. Di tangan para peneliti, bakteri tersebut diserap dan diolah menjadi sumber energi. Bakteri yang dimaksud adalah micro organik yang menghasilkan gelombang elktronik.
Hasilnya, lampu LED tersebut bisa digunakan untuk keperluan masyarakat sehari-hari, baik untuk bekerja, belajar, atau membaca. Para ilmuwan membekali lampu tersebut dengan metal grid yang berfungsi untuk menangkap bakteri dan mengubahnya menjadi energi seperti sebuah baterai.
Lampu LED tersebut selain lebih terang, juga diklaim lebih sehat jika dibandingkan dengan lampu minyak tanah yang sering digunakan oleh masyarakat yang tinggal di pedalaman. Para peneliti juga telah membuat beberapa prototipe dan membagikannya pada masyarakat desa, agar mereka tak lagi bergantung pada lampu minyak tanah.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara menjalankan aplikasi dan game Windows di Android menggunakan Winlator terbaru di 2025
-
Cara record Zoom di laptop dan MacBook yang simpel dan mudah, sekaligus trik merangkum meeting pakai A
-
5 Langkah preventif merawat baterai HP di tengah musim pancaroba 2025, ternyata ini yang bikin rusak
-
Cara mengetahui dan memeriksa jumlah siklus baterai iPhone terbaru 2025, ini 5 langkah merawatnya
-
Cara menghentikan baterai laptop agar tidak terisi daya di atas 80% di Windows 11, ini alasannya
TECHPEDIA
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua
-
10 Fitur canggih iPhone 16E, bakal jadi HP Apple termurah di bawah Rp 10 juta?
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua