Pasar Apple di Tiongkok sedang terancam?

Techno.id - Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok pasca terbongkarnya rahasia NSA oleh mantan anggotanya sendiri Edward Snowden sepertinya masih berlangsung cukup panas hingga sekarang. Hal ini dapat dilihat dari reaksi pemerintah Tiongkok yang cukup agresif dalam melancarkan 'serangan balik' sebagai wujud protes atas insiden tersebut.
Media Reuters melaporkan baru-baru ini, China's Central Government Procurement Center's (CGPC) telah 'memangkas' produk dan jasa beberapa perusahaan AS dari daftar belanja negara dan menggantinya dengan produk-produk dalam negeri. Kebijakan ini diyakini atas faktor keprihatinan pemerintah Tiongkok atas operasi Cybersurveillance AS.
- Huawei, vendor Asia pertama yang mendukung Apple lawan FBI Huawei nyatakan dukungannya secara terbuka untuk Apple, Lenovo cenderung enggan jika disebut mendukung
- Pendapatan Apple turun setelah puluhan tahun, China jadi sebab Kelemahan ekonomi China merusak penjualan iPhone.
- Apple tolak permintaan FBI, demi konsumen atau pemasaran? Pengadilan AS: Penolakan Apple hanyalah bentuk strategi pemasaran
Tanpa pandang bulu, Apple Inc. merupakan salah satu perusahaan besar asal AS yang juga ikut menjadi 'korban' pemangkasan oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut. Selain Apple, beberapa perusahaan besar lainnya yang juga menjadi korban pemangkasan adalah Cisco Systems, Intel, McAfee dan Citrix Systems.
Bagaimana tanggapan Tiongkok mengenai hal ini? Setelah dikonfirmasi oleh media, seorang pejabat berwenang CGPC yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa segala alasan dapat dikaitkan dengan perubahan daftar, termasuk jaminan dari perusahaan domestik bahwa produk mereka lebih aman daripada solusi asing.
Sekedar informasi bahwa salah satu stasiun televisi Tiongkok, China Central Television sempat menyiarkan berita bahwa sistem operasi iOS yang diadopsi oleh Apple sedang terlibat dalam program mata-mata yang dilakukan oleh NSA tahun lalu, sehingga berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional Tiongkok. Pada saat itu pihak Apple cenderung tertutup kepada media dan tidak memberikan klarifikasi atas tudingan tersebut.
Hingga akhirnya pada bulan Januari lalu, Apple akhirnya menjawab rumor tersebut dengan melakukan kesepakatan mengikuti kebijakan audit keamanan negara dengan China's State Internet Information Office untuk memindahkan basis data server iCloud ke Tiongkok.
Langkah Apple tersebut mendapat apresiasi dari publik dan diharapkan dapat menjadi pembuktian bahwa Apple tidak memiliki tujuan untuk berbagi data kepada pihak ketiga, melainkan hanya bisnis semata.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini