Membongkar mitos AI, fakta dan realitas kecerdasan buatan

foto: freepik.com/rawpixel.com
Techno.id - Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi topik hangat dan mendominasi perbincangan di berbagai bidang sampai saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah mengalami kemajuan pesat dan menjadi tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari.
Namun, ada banyak mitos dan kesalahpahaman seputar AI yang beredar di masyarakat. Techno.id pun mencoba untuk membongkar mitos-mitos tersebut dan menghadirkan fakta dan realitas sebenarnya tentang kecerdasan buatan.
-
Ini 7 alasan robot dengan kecerdasan buatan tidak bisa gantikan peran manusia Kecerdasan buatan dibuat bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia
-
5 Pekerjaan manusia yang terancam digantikan teknologi AI, profesi kamu termasuk? Meskipun AI memberikan banyak manfaat, tetapi juga menghadirkan tantangan baru, terutama dalam hal ketenagakerjaan
-
Mesin akan bisa menyamai kecerdasan manusia dalam 5 tahun mendatang Tidak butuh waktu banyak, nantinya robot dan perangkat kecerdasan buatan bisa memiliki kemampuan yang sama dengan manusia.
1. Mungkinkah AI akan menggantikan manusia?
Salah satu mitos yang paling umum beredar adalah kekhawatiran bahwa AI akan menggantikan manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia pekerjaan. Namun, realitanya AI dirancang untuk menjadi alat bantu bagi manusia, bukan penggantinya.
Teknologi AI memungkinkan manusia meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pekerjaan, mengotomatisasi tugas-tugas, dan memberikan solusi yang lebih cerdas. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa AI memang telah memengaruhi beberapa pekerjaan.
Tetapi masih segudang pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan emosional, kreativitas, dan pemahaman konteks yang pastinya sulit ditiru oleh AI. Kalaupun bisa, output-nya tidak akan sama seperti manusia.
2. Apakah AI akan memiliki kesadaran dan perasaan?
Banyak film bergenre science-fiction yang tokoh AI-nya memiliki kesadaran dan perasaan layaknya manusia. Namun, sebenarnya AI saat ini hanya memiliki kecerdasan yang terbatas pada tugas-tugas yang telah diprogramkan. Di luar dari program tersebut, AI tidak memiliki kapasitas untuk berelaborasi.
AI juga tidak memiliki kesadaran diri, emosi, atau niat seperti manusia. Meskipun ada perkembangan dalam bidang AI seperti Machine Learning dan Deep Learning yang memungkinkan AI belajar dari data dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu, AI tetaplah algoritma yang berjalan di atas komputer.
Magang : Millenia Ramadita
RECOMMENDED ARTICLE
- Cara mudah menggunakan Google AI Image Analysis Tool untuk deteksi gambar buatan manusia atau AI
- ChatGPT berbasis aplikasi sudah hadir untuk iOS, Apple malah was-was
- Perusahaan fashion Italia ini temukan teknologi blokir face recognition AI
- 5 Fitur Bing AI bisa kamu pakai untuk membuat karya tulis, sajikan referensi paling up to date
- Deteksi tulisan hasil AI dengan akurasi 99%, begini cara menggunakan GPTZero untuk cegah kecurangan
HOW TO
-
10 Langkah mudah membersihkan AirPods dan waktu perawatannya
-
10 Trik ampuh mendinginkan laptop yang overheat, ternyata gampang
-
Hati-hati, laptop di ruangan ber AC bisa bikin layar retak. Ini penjelasan ilmiahnya
-
Ternyata begini caranya login WhatsApp di laptop tanpa HP, gampang ternyata!
-
Apa itu Quick Charging dan manfaatnya bagi HP, isi daya sampai full cuma butuh 20 menit!
TECHPEDIA
-
Google Doodle rayakan tahun ular dengan permainan klasik tempo dulu, kamu pasti pernah main
-
Iphone 5 sampai 6 bakal nggak bisa pakai WhatsApp, kok bisa?
-
Peneliti ungkap teknologi baterai baru, diklaim bisa tahan 30 tahun!
-
Pangsa pasar fitur search Google turun di bawah 90 persen, apa dampaknya?
-
Detik-detik TikTok dilarang di Amerika, sudah siap-siap tutup aplikasi?