Jejak karbon pada AI jadi ancaman baru untuk lingkungan

Jejak karbon pada AI jadi ancaman baru untuk lingkungan

Techno.id - Beberapa tahun terakhir perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah mencapai kemajuan yang luar biasa. AI generatif seperti Chat GPT telah muncul dengan kemampuan menghasilkan teks dan konten dengan kualitas yang menakjubkan.

Namun, dibalik kemampuan AI ini, terdapat dampak negatif yang masih kurang disadari berbagai pihak. Yaitu dampak terhadap lingkungan berupa jejak karbon yang dihasilkan.

Techno.id sudah merangkum dari Gizmodo tentang dampak lingkungan yang disebabkan I generatif, termasuk Chat GPT. Meskipun AI generatif terlihat tidak menghasilkan polusi fisik seperti pabrik dan kendaraan bermotor, nyatanya energi yang digunakan untuk melatih dan menjalankan model-model ini sangat besar.

Jejak karbon pada AI jadi ancaman baru untuk lingkungan foto: freepik.com

Proses melatih AI generatif melibatkan mekanisme data dan sistem coding yang sangat intensif. Sehingga energi yang digunakan juga sangat tinggi yang kemudian akan menghasilkan emisi gas rumah kaca. Sebuah studi Emma Strubell, mahasiswa doktoral di Universitas Massachusetts Amherst, menemukan bahwa mentraining sebuah model bahasa AI dapat menghasilkan emisi setara dengan sekitar 283.949 kilogram karbon dioksida.

Selain itu, penggunaan AI generatif juga memerlukan pusat data yang besar dan berkekuatan tinggi untuk menyimpan dan mengelola modelnya. Pusat data ini memerlukan pendingin yang baik agar tidak overheat dan tentu saja lagi-lagi membutuhkan penggunaan energi yang besar.

Dampak negatif AI generatif pada perubahan iklim adalah masalah baru yang harus mulai diperhatikan. Semakin masifnya penggunaan AI generatif dalam berbagai industri akan semakin meningkatkan jejak karbon yang dihasilkan.

Jejak karbon pada AI jadi ancaman baru untuk lingkungan foto: freepik.com/joart

Namun, penting untuk diingat bahwa sudah ada usaha untuk mengurangi jejak karbon pada AI generatif. Beberapa perusahaan dan peneliti sedang dalam proses untuk menciptakan model-model AI yang lebih efisien. Misalnya, beberapa penelitian sedang dilakukan untuk mengoptimalkan algoritma dan meningkatkan efisiensi pelatihan model.

Kesadaran akan jejak karbon AI generatif adalah urgensi awal dalam mengatasi masalah ini. Penting bagi perusahaan teknologi dan pengguna AI untuk mempertimbangkan dampak lingkungan ketika menggunakan atau mengembangkan sistem AI generatif. Langkah-langkah seperti kompensasi karbon dan pengadopsian praktik ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak-dampak negatif tersebut.

Magang : Millenia Ramadita

(brl/red)