Akankah masyarakat masih percaya dengan belanja online?

Akankah masyarakat masih percaya dengan belanja online?

Techno.id - Tak dapat dipungkiri, terjadinya dua kasus kesalahan pengiriman barang yang diterima oleh konsumen Lazada beberapa hari belakangan secara tidak langsung telah berdampak pada kepercayaan publik untuk berbelanja secara online.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, kasus pertama yakni pemesanan iPhone 6 Plus yang berubah menjadi sabun batangan merek Nuvo. Sedangkan kasus kedua yakni pemesanan Asus Zenfone 6 yang berubah menjadi pengharum merek Kispray.

Jadi, bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia akan hal tersebut?

"Malas. Tapi mungkin masih tetap mau berbelanja online namun lebih memperhatikan pihak penjual, seperti kualitas barang dan tingkat kepercayaannya," ujar salah seorang Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi DKI sebagaimana dirangkum dari Merdeka, Senin (13/07/2015).

Lebih jauh, pegawai bernama Ani Christy tersebut menambahkan bahwa ia sendiri pernah mengalami kejadian serupa saat berbelanja online. Sayangnya, Ani enggan menyebut toko online yang dimaksud. "Pernah beli dan ternyata barangnya cacat. Jadi saya kembalikan dan mendapat refund (uang kembali)," singkatnya.

Pendapat serupa juga diutarakan oleh Verine Maria Oktaviane. Wanita yang memiliki bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk kemanusiaan ini mengaku akan lebih berhati-hati jika ingin berbelanja online pasca kasus Lazada.

"Sebenarnya berpengaruh juga. Saat kejadian (kasus Lazada) tersebut, saya langsung memastikan dengan mencari-cari informasi apakah kejadian tersebut benar-benar terjadi atau tidak," terangnya.

Kendati demikian, ia juga mengaku tidak terlalu khawatir untuk berbelanja online. Dengan syarat, toko online yang dituju memiliki informasi barang yang jelas. Ia pun menyarankan agar layanan customer care di setiap toko online dapat merespon konsumen lebih cepat.

"Layanan customer care jangan terlalu sering sibuk. Pelanggan akan merasa kehilangan kepercayaan ketika mengadu namun layanan (customer care) selalu dalam kondisi sibuk. Seharusnya, layanan customer care harus cepat tanggap," ujar wanita berkacamata ini.

Adapun tanggapan berbeda dari kedua wanita di atas dilontarkan oleh Isworo Ramadhani. Pria yang akrab disapa Rama ini mengaku tak ragu ketika berbelanja online meskipun kasus Lazada telah terjadi hingga dua kali. Namun, ia berpesan beberapa hal yang harus diperhatikan saat berbelanja online.

"Terkadang saya melihat dulu siapa seller online-nya, bagaimana reputasinya, lihat testimoni (komentar) dari pembeli sebelumnya. Selanjutnya yakni melihat jaminan dari toko online terkait. Selain itu, customer care yang tersedia juga harus mudah untuk dihubungi baik melalui telepon atau email," ujar pekerja desain grafis di salah satu media ternama Jakarta ini.

(brl/red)