Mengenal para angel investor yang bergentayangan di Indonesia

Ilustrasi StartUp © citytalk.tw
Techno.id - Indonesia sekarang ini menjadi target oleh banyak perusahaan teknologi untuk memasarkan produknya. Anak muda Indonesia tak mau berdiam diri melihat negaranya sekadar menjadi lokasi pemasaran tanpa memiliki produk yang bisa berkembang dan berpeluang menginvasi pasar di negara lain.
Kesadaran generasi muda yang melek digital itu kemudian melahirkan bermacam-macam aplikasi dan produk teknologi yang mempunyai daya saing tinggi. Go-Jek, Traveloka dan Tokopedia sukses menjadi perusahaan rintisan teknologi yang berkembang dan mengundang sorot mata tajam perusahaan rintisan serta investor asing.
Jangan lupa, di balik kesuksesan satu startup, tentu banyak faktor yang menyertainya. Yang pasti, tentu faktor pendiri/founder, investor, dan produknya sendiri. Satu startup belum tentu bisa berhasil, bahkan menjadi unicorn, tanpa dukungan investor awal, yang biasa disebut angel investor.
Bagaimanapun, angel investor jadi pihak paling awal yang percaya dan berani mengambil risiko terhadap satu konsep produk si startup, saat investor lain tidak berani. Tanpa memperhitungkan imbalan/return, angel investor berdiri paling depan bersama founder dengan keyakinan sama, plus risiko terbesar, untuk mengembangkan gagasan menjadi produk.
Nah, diam-diam Indonesia memiliki banyak angel investor yang telah berkiprah menyokong dan membantu mewujudkan ide para generasi muda dalam mengembangkan perusahaan digital. Yuk, kita lihat, perjalanan para angel investor yang merelakan dana, pikiran, tenaga, dan jaringannya demi mengembangkan berbagai perusahaan rintisan yang sedang mengembangkan bisnisnya di tanah air. Siapa saja mereka?
Pertama, Shinta Dhanurwardoyo atau dikenal Shinta Bubu, perintis perusahaan internet di Indonesia. Shinta mengaku sudah berperan sebagai angel investor di banyak startup. Ada startup-nya yang masih bertahan, tapi ada juga startup yang sudah mati. Saat ini Shinta mengaku menjadi angel investor di startup Catfiz (aplikasi messaging dan sosial media), Kartoo (financial technology-dalam proses inkubasi), DreadOut (aplikasi game horor), dan DewaNation (social networks berbasis negara).
RECOMMENDED ARTICLE
- Rayakan bulan Perempuan, Elevenia pilihkan 10 produk terbaik
- Tokopedia kasih gratis ongkir sepanjang bulan, buat siapa ya?
- Qlue ajak masyarakat #BERANIBERUBAH lewat QLue-Jek
- Di tengah gempuran OTT global, bisakah OTT lokal merebut hati Anda?
- Wow, cuma Rp 5 jutaan bisa lihat Bunga Sakura di Korea dan Jepang
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini