Layakkah seorang wanita menjadi CEO startup?

Layakkah seorang wanita menjadi CEO startup?

Techno.id - Majunya industri teknologi secara global saat ini, sayangnya, belum diramaikan oleh kalangan wanita. Bahkan di beberapa perusahaan teknologi dan informasi ternama saja, persentase pekerja wanita dan pria kerap tak berimbang, termasuk di pos-pos penting dalam perusahaan itu. Sekarang pun, hanya ada segelintir perusahaan yang tercatat mengusung CEO wanita, sebut saja Susan Wojcicki di YouTube atau Marissa Mayer di Yahoo.

Dari fakta ini, sebenarnya pantaskah kalau pemimpin sebuah startup datang dari kaum hawa?

Tim Techno.id lantas meminta pendapat dari Fransiska Hadiwidjana, CEO dan founder Prelo. Menurutnya, tak ada yang salah dari jenis kelamin seorang pemimpin, terlebih untuk industri teknologi.

"Kalau dari sudut pandang saya, rasanya apakah CEO seorang pria atau wanita tidak terlalu membawa banyak perbedaan."

Alumnus ITB ini pun menambahkan kalau perbedaan pemimpin tak terletak di jenis kelaminnya, tetapi lebih ke sifat dan gaya kepemimpinan yang dimiliki.

"Yang lebih berpengaruh adalah karakter dan leadership masing-masing CEO tersebut," terangnya (06/12/15).

Di Indonesia sendiri, pelaku industri teknologi pun masih didominasi pria. Nuniek Tirta Ardianto, founder #StartupLokal, pernah berargumen bahwa fakta ini banyak terpengaruh dari stereotip teknologi yang lebih lekat dengan kaum adam. Senada dengan Fransiska, ia juga mengatakan kalau kemampuan wanita sebenarnya tak jauh berbeda dari pria untuk sektor ini.

"Soal potensi atau kualitas di industri atau developer sama saja antara pria dan wanita seharusnya."

(brl/red)