Saking canggihnya, kamera ini bisa bidik gas penyebab polusi udara
Kamera ini bisa membidik dan juga mengukur kadar gas metana di sebuah lingkungan.

Techno.id - Berkat keterampilan peneliti asal Linkoping dan Stockhlom University Swedia, sebuah kamera berteknologi tinggi telah ditemukan. Saking canggihnya kamera ini, kabarnya gas metana penyebab polusi udara dapat dideteksi dengan sekali bidik saja.
"Kamera ini sangat sensitif, gas metana bisa terlihat dan terukur dengan baik. Bahkan hasil bidikannya pun memiliki resolusi yang cukup tinggi sehingga partikel sekecil apa pun dapat terekam dengan baik," ungkap Magnus Galfak, asisten profesor di Tema Enviromental Change, Linkoping University yang juga pemimpin penelitian ini.
Leboh lanjut Galfak menjelaskan jika kecanggihan kamera tersebut sebenarnya berasal dari teknologi inframerah yang dibenamkan didalamnya. Seperti dilaporkan oleh ScienceDaily (30/11/15), berkat inframerah tersebut, kamera berukuran 50 x 45 x 25cm ini dapat mengukur radiasi dari gas metana secara akurat.
Tak hanya itu, teknologi inframerah pada kamera ini juga dapat digunakan untuk mengukur emisi yang dihasilkan dari pelbagai lingkungan, seperti emisi deposito lumpur limbah, emisi pada proses pembakaran, maupun emisi yang dihasilkan dari peternakan. Galfak menambahkan jika setiap piksel dalam gambar yang dihasilkan oleh kamera dapat merekam spektrum resolusi tinggi yang memungkinkan kamera dapat mengukur secara terpisah gas metana dengan gas lainnya yang ikut terekam.
"Hasil temuan ini (kamera) memungkinkan cara baru dalam memetakan dan memantau sumber gas metana yang mencemari lingkungan serta mencari solusi yang tepat untuk mengurangi emisi yang terjadi. Kendati demikian, kami tak puas saja dengan hasil ini. Kami berencana mengembangkan kamera baru yang dapat digunakan untuk memetakan penyebaran gas metana dalam skala besar," ujar David Bastviken, profesor di Tema Enviromental Change Linkoping University yang juga peneliti utama dalam proyek besar ini.
Sekadar informasi, untuk membuat kamera ini kabarnya peneliti melibatkan beragam ilmuwan dari disiplin ilmu seperti astronomi, biogeokimia, teknik, dan ilmu lingkungan.
© 2015 Linkoping University
HAVE YOU READ THIS?
WHAT TO READ NEXT ?
-
Lupa bawa adapter charger ponsel? Tak usah takut kalau ada colokan ini
GADGET 2 Desember 2015 06:00 -
Begini cara buka-tutup pintu garasi rumah Anda pakai ponsel
GADGET 1 Desember 2015 21:00 -
Dari hasil uji coba, iPhone 7 akan dilengkapi dengan fitur-fitur ini
GADGET 1 Desember 2015 20:00 -
PathFindlR II akan temani Anda berkendara menembus gelapnya malam
GADGET 1 Desember 2015 18:00 -
Berbodi 100% metal, LG Zero siap dibanderol dengan harga terjangkau
GADGET 1 Desember 2015 17:00 -
Ingin nyaman saat kerja, pakai saja 'kursi malas' ini
GADGET 1 Desember 2015 17:00 -
Tips merawat perangkat audio mahal kesayangan Anda
GADGET 1 Desember 2015 16:00 -
Lytro Illum kurangi effort Anda dalam hasilkan foto menawan
GADGET 1 Desember 2015 16:00 -
Jack 3,5mm hilang, bagaimana tanggapan pengguna iPhone?
GADGET 1 Desember 2015 15:00 -
Headphone JBL Everest 700 Elite dibekali teknologi NXTGen ANC
GADGET 1 Desember 2015 11:00 -
Maukah Anda bayar Rp 18 juta untuk beli BlackBerry Priv emas 24K?
GADGET 1 Desember 2015 10:00 -
5 Laptop gaming dengan performa terbaik
GADGET 1 Desember 2015 09:00 -
Unik, ponsel ini miliki kamera yang bisa diputar 360 derajat
GADGET 1 Desember 2015 06:00 -
Apakah smartphone Anda masuk top 10 smartphone terpopuler minggu ini?
GADGET 30 November 2015 23:00 -
Baru saja rilis, ini 5 ponsel yang banyak dibicarakan media
GADGET 30 November 2015 19:00