User Indonesia periksa ponselnya tiap 5-10 menit sekali

ilustrasi pengguna smartphone © 2015 KapanLagi.com/Girindra Permana
Techno.id - Barangkali, Anda sudah pernah mengetahui atau membaca beberapa tanda kecanduan terhadap smartphone. Masalah kejiwaan yang dikenal pula dengan istilah nomophobia itu salah satunya ditandai dengan terlalu seringnya seorang user memeriksa smartphone-nya.
Di Indonesia, ciri-ciri itu telah terlihat dari sejumlah user. Pada Februari 2015 lalu, Lazada mengadakan survei dengan sampel sekitar 2.000 pengguna ponsel pintar dari Tanah Air. Mereka menemukan satu fakta yang menunjukkan sudah kecanduannya masyarakat dengan smartphone.
- User berusia 18-29 tahun paling susah jauh dari smartphone Buktinya, 22 persen di antara mereka pun kedapatan mengecek ponsel setiap beberapa menit sekali.
- Inilah alasan mengapa rata-rata pengguna smartphone menjadi Nomophobia Perkembangan gadget yang semakin menggila, membuat sebagian besar manusia menjadi terlalu tergantung dengan gadgetnya atau nomophobia.
- 8 Gejala kamu sudah kecanduan smartphone, segera beristirahat untuk menjaga kesehatan mental Masalah ini bisa berdampak pada kesehatan, terutama mental
Ternyata dari 2.000-an orang itu, 50 persennya mengecek smartphone mereka sebanyak 100 sampai 200 kali dalam sehari. Kalau diperinci lagi, orang Indonesia cenderung memeriksa handset-nya dalam 5 sampai 10 menit sekali.
Akan tetapi, interval user dalam memeriksa smartphone-nya ini juga dipengaruhi oleh jenis aplikasi yang terpasang di dalamnya.
Di samping itu, ada periode-periode tertentu tiap harinya di mana ada banyak user memeriksa ponselnya. Tiga periode itu antara lain saat makan siang (pukul 11.00-12.00), ketika senggang usai beraktivitas (18.00-19.00), serta sebelum tidur (20.00-22.00).
Pola masyarakat Indonesia dalam menggunakan ponsel
© 2016 Lazada/Lazada Indonesia
Sementara itu, survei lain mengungkap bahwa smartphone juga dapat mengesampingkan perhatian orangtua pada anaknya. Kendati 28 persen orangtua di survei itu mengaku mereka telah mengajarkan hal buruk pada anak dengan bermain ponsel terus-menerus, tetapi tidak tahu cara berhenti dari ketergantungan tersebut.
RECOMMENDED ARTICLE
- Orang Indonesia ternyata suka install banyak aplikasi belanja online
- Kini, kerja di perusahaan telco Indonesia gajinya bisa Rp20 jutaan!
- 52 Persen pengguna aplikasi mengaku terganggu dengan notifikasi
- Orang Indonesia makin butuh internet, ini buktinya
- Gaji pegawai XL rata-rata lebih tinggi dari Telkomsel dan Indosat
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini