Ternyata beginilah cara wabah 'mayat hidup' menjangkiti manusia

Techno.id - Pernahkah terbayangkan dalam benak, jika tiba-tiba saja lingkungan tempat tinggal Anda terjangkiti wabah 'mayat hidup' atau zombie? Meski terdengar sangat mustahil, akan tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di Universitas Cornell, Amerika Serikat, baru-baru ini menemukan bagaimana wabah yang digambarkan pada serial televisi maupun buku fiksi sebagai sesuatu hal yang mengerikan ini menyebar dan menjangkiti manusia.
Dilansir oleh CNET (1/3/15), penelitian ini melibatkan analisa terhadap buku fiksi ilmiah bergenre action "World of War" dan disiplin ilmu statistik mekanik yang kemudian berhasil mengungkapkan bagaimana wabah "mayat hidup" dapat menyebar dan menjangkiti manusia.
- Berapa lama virus Corona bertahan di benda sekitar? Ini penjelasannya Peneliti menemukan bahwa patogen manusia dapat bertahan di permukaan dan tetap menular pada suhu kamar hingga sembilan hari.
- 8 Cara hidup virus Corona, dapat bertahan di benda mati Virus Corona bisa bertahan di benda mati tergantung material bendanya.
- Imun tubuh kuat putus rantai penularan Corona, ini penjelasannya Jangan abaikan juga mengkarantina diri sendiri agar virus tidak semakin menyebar.
"Kami sangat mengharapkan bahwa penelitian yang kami lakukan dengan mengambil contoh persebaran wabah 'mayat hidup' ini nantinya dapat berguna untuk mengetahui bagaimana wabah-wabah penyakit di dunia nyata dapat menyebar, meski dalam konteks fiksi yang menyenangkan," jelas Alex Alemi, salah satu peneliti yang juga mahasiswa pascasarjana di Universitas Cornell.
Hasil penelitian menggambarkan bagaimana wabah 'mayat hidup' mungkin akan menyebar ke daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi atau dalam penelitian ini diasumsikan dapat menyebar secara cepat ke dalam populasi sekitar 300 juta orang. Penelitian juga menemukan penyebaran wabah akan menjadi melambat pada daerah yang memiliki populasi lebih sedikit, serta tingkat kerapatan tempat tinggal yang cukup renggang.
Tim peneliti menjelaskan bahwa hal serupa pun bisa terjadi pada persebaran wabah penyakit atau virus di dunia nyata. Virus akan lebih mudah menyebar pada daerah-daerah dengan tingkat interaksi warganya yang tinggi. Misalnya saja, Anda yang tinggal di kota Jakarta akan cenderung berisiko terserang virus berbahaya karena frekuensi interaksi dengan orang lain yang terjangkit seperti di mall, angkutan umum, maupun di pinggir jalan lebih besar ketimbang Anda yang memilih tinggal di pinggiran kota. Terlebih lagi kualitas udara perkotaan yang buruk karena polusi juga menjadi penyebab mudahnya virus menyebar pada daerah-daerah tersebut.
Untuk itu penelitian ini menyarankan, jika Anda ingin selamat dari serangan wabah 'mayat hidup' atau wabah penyakit berbahaya lainnya sebaiknya segera pindah ke lingkungan yang aman seperti pinggiran kota yang memiliki kualitas udara lebih baik.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini