Pemkot Tangerang kembangkan perpustakaan berbasis digital

Ilustrasi perpustakaan digital © 2015 Shutterstock
Techno.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, Banten, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengembangkan perpustakaan berbasis digital. Tujuannya tak lain adalah untuk meningkatkan minat baca sekaligus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.
Wali Kota Tangeran, Arief R. Wismansyah mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi informasi dan jaringan internet harus dimanfaatkan secara maksimal. Tak terkecuali dalam dunia perpustakaan, khususnya dalam hal pencarian bahan pustaka secara digital.
- Komunitas ini bangkitkan semangat baca anak-anak Hasil survey UNESCO cukup mengejutkan, minat baca Indonesia terbilang rendah. Komunitas ini mencoba menumbuhkan minat baca di daerah terpencil.
- Perpustakan ini ramai pengunjung, tapi sepi pembaca buku Alih-alih datang untuk membaca buku, banyak pengunjung justru asik menatap layar laptop mereka masing-masing.
- Literasi terbukti bisa mendorong peningkatan kesejahteraan Dari membaca bisa mendapatkan berbagai ilmu yang aplikatif.
"Selain akan mempermudah pencarian koleksi yang tersimpan di perpustakaan, kami juga ingin tarik minat baca masyarakat dengan kemudahan yang mereka dapat saat berada di perpustakaan. Salah satunya melalui perpustakaan digital," ujarnya.
Untuk merealisasikannya, Pemkot Tangerang melalui Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) telah menggelar pertemuan dengan tim Perpustakaan Nasional Pusat. Nantinya, kedua lembaga tersebut akan bekerja sama dalam membangun perpustakaan digital.
Sekadar informasi, minat baca masyarakat Indonesia di negara Asia masih berada di bawah rata-rata. Menurut studi International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA) Asia Timur, Indonesia hanya memiliki skor 51,7 persen.
Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Thailand memiliki skor sebesar 65,1 persen. Adapun dua negara kawasan dengan skor tertinggi masih didominasi oleh Singapura dengan 74 persen, serta Hong Kong dengan 75,5 persen.
Disinyalir, daya beli masyarakat untuk buku yang masih rendah, penyaluran buku yang tidak merata, pengelola perpustakaan yang tak ramah baca, kurangnya motivasi orang tua pada anak adalah penyebab utama mengapa daya baca di Indonesia masih rendah.
RECOMMENDED ARTICLE
- Buat perangkat "teleportasi", Facebook ingin ajak pengguna menjelajah?
- GoPro digugat Polaroid karena ketahuan "curi" paten desain
- Samsung bakal stop produksi kamera digital?
- Ericsson ikut pantau perkembangan uji coba balon internet Google
- Adopsi IoT lambat, Ericsson revisi prediksi jumlah connected device
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini