Ericsson ikut pantau perkembangan uji coba balon internet Google

Ilustrasi project Google Loon © 2014 slashgear.com
Techno.id - Proyek inovatif Google untuk menyebar akses internet menggunakan balon udara siap diuji coba di Indonesia. Aneka komentar dan perhatian pada rencana pelaksanaan uji coba teknologi bernama Project Loon tersebut menyeruak ke tengah publik.
Perusahaan penyedia solusi teknologi komunikasi Ericsson mengaku ikut memantau atas Project Loon yang memang masih dalam tahap uji coba tersebut. Meski begitu, perusahaan asal Swedia tersebut enggan memberikan komentar atas Project Loon.
- Langit Indonesia sebelah mana yang kebagian uji coba balon Google? Telkomsel: Balon Google masih diprioritaskan untuk wilayah perbatasan Indonesia
- Seperti ini cara Google mengontrol proyek balon Loon Proyek Google berupa balon akan segera mengorbit di angkasa. Tahukah Anda bagaimana Google mengontrol balon tersebut? Simak info selengkapnya.
- Tak bakal tubrukan, balon Google terbang lebih tinggi dari pesawat Balon Google akan terbang di atas 60 kilometer dan lebih tinggi dari jalur pesawat.
“Project Loon masih dalam uji coba, kami ikut memantau perkembangannya juga. Tapi kami tidak bisa memberikan komentar apapun atas pengembangan teknologi yang dilakukan perusahaan lain, terlebih di tahap uji coba,” kilah Thomas Jul, Presiden Direktur Ericsson Indonesia.
Sewaktu ditanya apakah Ericsson akan ikut ambil bagian dalam pengembangan Project Loon, Thomas kembali enggan memberi komentar. Bahkan, ia memilih bungkam saat didesak wartawan soal perangkat atau teknologi milik Ericsson yang dipakai di Project Loon milik Google.
Selanjutnya, Thomas yang memakai kemeja batik, menyebutkan pihaknya selalu menyambut baik atas segala inovasi yang dilakukan semua pihak. Ia menyebutkan teknologi pada prinsipnya dilahirkan untuk membuat manusia lebih mudah menjalani kehidupan dan aktivitas sehari-hari.
“Kita mengapresiasi teknologi yang dikembangkan siapa pun. Tapi, kami sekarang ini lebih fokus untuk terus mengembangkan teknologi dan produk yang dihasilkan tim Ericsson demi menjawab kebutuhan masyarakat dunia,” tandas Thomas sewaktu ditemui tim Techno.id.
RECOMMENDED ARTICLE
- Adopsi IoT lambat, Ericsson revisi prediksi jumlah perangkat terkoneks
- Ericsson optimis 5G siap dipakai tahun 2020
- Ericsson habiskan Rp 71 triliun per tahun hanya untuk riset
- Deal, tahun depan "tower terbang" Google mulai diuji coba di Indonesia
- Jajal balon Google, operator Indonesia sediakan frekuensi 900 Mhz
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini