Amygdala ternyata dapat memprediksi stres lebih awal

The amygdala
Techno.id - Para peneliti mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan bagian kecil di dalam otak manusia yang ternyata dapat membantu memprediksi stres, depresi, atau kecemasan lebih awal. Bagian kecil ini dinamai amygdala, yaitu sekelompok saraf yang terletak cukup dalam di bagian otak manusia atau makhluk vertebrata lainnya.
Peneliti juga mengklaim bahwa stres, depresi, atau kecemasan pada manusia bahkan hingga empat tahun ke depan dapat diprediksi lebih awal hanya dengan menganalisa aktivitas bagian otak yang berbentuk seperti kacang almond ini. Seperti yang telah dipublikasikan jurnal Neuron bahwa dengan menganalisa aktivitas amygdala, peneliti dapat mengarahkan tentang bagaimana cara mengobati depresi atau kecemasan serta melakukan pencegahan.
- 6 Makanan ini jadi obat alami atasi stres dan kecemasan untuk cegah asam lambung naik Salah satu upaya untuk mencegah sekaligus mengurangi terjadinya stres dan kecemasan bisa dimulai dari pola makan
- Ternyata mewarnai gambar bisa redakan stres kamu, patut dicoba nih! Mewarnai dianggap bisa mengkoordinasikan antara kemampuan gerakan dan juga kreativitas pada otak.
- Studi mengungkap faktor gen memengaruhi tingkat stres seseorang Seorang dengan gen panjang-panjang tidak mudah mengalami depresi.
"Hal yang sering terjadi adalah manusia biasanya hanya terdorong untuk mulai mengkonsumsi obat ketika mereka telah mengalami depresi di tingkat yang telah memprihatinkan sehingga memaksa mereka untuk berobat ke klinik," ujar Johnna Swartz dari Universitas Duke yang juga memimpin penelitian ini.
"Dengan menganalisa sekelompok saraf ini, kami dapat menyarankan orang-orang yang sedang mengalami depresi untuk segera berkonsultasi sebelum depresi tersebut berubah menjadi semakin buruk," lanjutnya.
Dalam mempelajari amygdala dan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid, penelitian ini dalam studi kasusnya menggunakan manusia dengan latar belakang yang berbeda-beda sebagai objek.
Penelitian tahap awal dilakukan kepada objek manusia dengan latar belakang aktivitas yang sangat rentan dengan resiko post-traumatic stress disorder (PTSD) seperti seorang tentara yang ditugaskan di medan perang. Penelitian tahap kedua dilakukan kepada manusia dengan aktivitas atau kegiatan dengan tingkat depresi yang lebih rendah seperti pengangguran, perceraian, atau kematian anggota keluarga.
Dalam melakukan penelitian ini, penelitian menggunakan teknik pemindai Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI), yaitu teknik penggambaran aktivasi otak dengan jenis yang berbeda dari sensasi fisik (penglihatan, suara, sentuhan). Penelitian ini melibatkan 753 peserta dengan kurun waktu hingga empat tahun.
Metode yang digunakan adalah peserta diberikan survei online setiap tiga bulan sekali setelah melakukan proses pemindai. Hasil survei tersebut nantinya akan digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa kehidupan yang mengakibatkan efek depresi beserta dampaknya, serta beberapa pertanyaan yang bersifat penilaian mengenai gejala depresi berupa kuesioner.
Seiring berjalannya waktu, penelitian menemukan bahwa sebagian besar dari peserta mengalami amygdala yang lebih reaktif pada awal masa studi. Di waktu berikutnya, gejala depresi kian menurun yang disebabkan oleh peserta yang sudah pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, sehingga dapat mengantisipasi.
Penelitian juga telah berhasil membuktikan bahwa selain berbagai aktivitas kehidupan, amygdala juga dapat terpicu oleh gambar-gambar yang bersifat menyeramkan atau mengancam dan dapat menimbulkan efek kecemasan, stres, maupun depresi.
"Dibutuhkan waktu hingga empat tahun untuk mengetahui sesuatu yang penting dalam kerentanan psikologis manusia yang diberikan oleh sekelompok saraf di otak (amygdala)," kata Hariri yang berprofesi sebagai seorang profesor psikologi dan ilmu saraf Duke Institute for Brain Sciences.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini