Helpdesk software berbasis web ini sudah digunakan oleh puluhan negara

Techno.id - Di dalam dunia bisnis, membangun hubungan yang baik antara pelanggan dan perusahaan adalah salah satu kunci kesuksesan. Sedangkan baik dan buruknya suatu hubungan bisnis (antara perusahaan dan pelanggan) biasanya juga tidaklah terlepas dari bagaimana peran customer service dalam melayani pelanggan.
Berbicara soal layanan customer service, sejauh ini tidak sedikit perusahaan telah gagal karena pelayanan customer service yang tidak dapat membina hubungan baik dengan para pelanggannya. Faktor inilah yang sedang coba diatasi oleh Bornevia, sebuah situs startup yang menawarkan sebuah helpdesk software sederhana berbasis web.
Ada dua fitur menarik yang ditawarkan oleh Bornevia. Pertama adalah software ini mendukung multi-channel, yaitu semua akun media sosial dan email customer service dapat diakses sekaligus dalam satu wadah Bornevia sehingga kerja menjadi lebih efektif. Kedua adalah software ini sudah dilengkapi dengan layanan ticketing system, yaitu pelanggan dapat mengirimkan aduan dengan cepat kepada tim customer service.
Sejauh ini Bornevia telah menyediakan dua layanan meskipun masih dalam tahap Beta. Pertama adalah Startup, yaitu layanan yang dapat digunakan gratis namun dengan fitur yang terbatas. Kedua adalah Business Class, yaitu layanan dengan harga Rp. 140.000 per bulan dengan fitur unlimited.
Bagaimana dengan kredibilitas situs startup ini?
Bornevia didirikan oleh dua orang Indonesia bernama Benny Tjia dan Tjiu Suryanto. Kedua orang lulusan University of Michigan dan Stanford ini sebelumnya pernah bekerja di Silicon Valley, yaitu wilayah di Amerika Serikat yang terdiri dari banyak perusahaan komputer dan semikonduktor seperti Adobe Systems, Apple Computer, Cisco Systems, eBay, Google, Hewlett-Packard, Intel, dan Yahoo!.
Salah satu pendiri bernama Benny pernah bekerja di Yammer sebagai teknisi software dan kemudian bekerja di Astra Internasional di Jakarta. Berdasarkan pengalaman kerja kedua yang didapat dari kedua pendiri ini, mereka akhirnya memutuskan untuk mendirikan Bornevia. Di samping itu peluang pasar CRM di Asia Pasifik yang masih besar juga menjadi alasan lain mereka mendirikan startup ini.
Pada awal masa beroperasi, Bornevia masih mendapat suntikan dana awal dari angel investor. Namun seiring berjalannya waktu kedua pendiri ini berhasil membuat Bornevia mulai menghasilkan uang sendiri karena sudah menerapkan sistem layanan berbayar dan telah diikuti oleh setidaknya 500 perusahaan di 52 negara.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara tampilkan alamat dan nomor di layar HP saat hilang untuk Android, hati jadi tenang
-
10 Trik bikin prompt ChatGPT yang spesifik dan hasilnya langsung bagus tanpa perlu revisi lagi
-
8 Cara terbaru atur grup WhatsApp agar lebih teratur dan efektif, sekali coba admin pasti suka
-
5 Cara terbaru perbaiki masalah kipas CPU rusak di PC agar tak lagi overheat dan lancar kembali
-
Cara mudah 2025 mengubah format dokumen menjadi PDF di Google Docs, tidak perlu aplikasi tambahan
TECHPEDIA
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik