Benarkah penyuka sesama jenis tidak akan pernah "sembuh"?

Benarkah penyuka sesama jenis tidak akan pernah "sembuh"?

Techno.id - Hingga saat ini, "sembuh" atau tidaknya seorang homoseksual atau penyuka sesama jenis memang masih menjadi perdebatan. Beberapa orang meyakini bahwa "sembuh" dari keadaan yang menyebabkan seseorang bias terhadap gendernya ini merupakan sebuah pilihan. Namun, kebanyakan ilmuwan kurang setuju dengan pernyataan tersebut.

Para ilmuwan meyakini bahwa orang tidak bisa "sembuh" atau mengubah orientasi seksual berdasarkan pilihan hatinya. Terlebih lagi, beberapa studi menunjukkan bahwa menjadi gay atau lesbian ada kaitannya dengan genetik atau keadaan biologis.

Sebuah studi pada tahun 2014 yang dimuat dalam Journal Psychological Medicine menemukan beberapa gen dalam kromosom yang dapat mengindikasikan seseorang menjadi gay atau lesbian. Penelitian tersebut menemukan gen pada kromosom X (kromosom yang menentukan jenis kelamin pada manusia) yang dikenal dengan sebutan Xq28 dan gen pada kromosom 8 yang banyak ditemukan pada pria gay. Penelitian ini menunjukkan bahwa "gen homoseksual" memiliki pengaruh yang lebih besar pada seseorang dengan orientasi seksual gay ketimbang lesbian.

Benarkah penyuka sesama jenis tidak akan pernah

Selain itu, sebuah studi pada 2012 menemukan bahwa perubahan epigenetik, atau perubahan tanda pada DNA yang mengubah serta mematikan gen tertentu selama perkembangan prenatal (sebelum kelahiran) dapat menyebabkan seseorang menjadi homoseksualitas.

Jika menyukai sesama jenis merupakan sebuah pilihan, maka orang-orang dengan "gen homoseksual" harusnya bisa mengubah disorientasi seksualnya. Nyatanya sebuah studi yang dimuat dalam Journal Archives of Sexual Behaviour di tahun 2012 menyatakan, beberapa wanita yang mengaku mengubah gaya hidup lesbian-nya ke gaya hidup normal tidak berhenti menjadi tertarik pada wanita.

Oleh karena itu, seseorang yang mengalami disorientasi seksual tidak akan pernah benar-benar mengubah ketertarikan seksualnya, melainkan hanya bisa mengubah perilakunya saja.

(brl/red)