Ilmuwan dunia sedang hadapi wabah 'pembusukan' karya ilmiah

Techno.id - Para ilmuwan dunia saat ini sedang kewalahan, pasalnya jumlah penelitian ilmiah yang semakin banyak membuat para ilmuwan semakin sulit untuk melacak semua publikasi yang relevan dengan bidang kajian mereka. Akibatnya, beberapa karya ilmiah yang diukur dengan jumlah kutipan, pasti akan 'membusuk' dengan cepat. Kenyataan ini dipaparkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Finlandia dan California.
Dalam studi tersebut para peneliti melakukan studi mendalam tentang 'siklus hidup' karya ilmiah di berbagai disiplin ilmu. Biasanya tingkat kutipan dari sebuah karya ilmiah meningkat hingga beberapa tahun setelah publikasi, dan kemudian turun atau bahkan tidak di akses sama sekali hingga beberapa tahun ke depan. Padahal, jumlah dan masa pakai kutipan merupakan sebuah bentuk pengakuan atau promosi, dan juga pengukur reputasi bagi para ilmuwan.
- Cara mengetahui kualitas sumber referensi untuk skripsi, jangan asal comot di internet Jangan asal comot jurnal atau sumber referensi dari internet ya~
- Pengertian karya ilmiah beserta struktur penulisan dan tujuannya Karya tulis ilmiah berfungsi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan oleh peneliti secara logis dan empiris.
- Drama kasus plagiat tim dosen sejarah UGM VS Peter Carey, ketika kampus sulit mengakui plagiarisme Dalam siaran pers yang dirilis UGM tidak ada kata maaf.
Seperti dilaporkan CNET (14/3/15), studi yang melakukan kajian terhadap semua publikasi karya ilmiah dari database Thomson Reuters Web of Science hingga akhir 2010, melaporkan bahwa wabah 'pembusukan' karya ilmiah tidak lepas dari makin mudahnya publikasi penelitian, terutama melalui media online. Hampir setiap hari penelitian baru bermunculan dan dipublikasikan sehingga dengan mudah dapat di akses oleh seluruh warga dunia. Namun ternyata, kemudahan inilah yang menyebabkan penelitian ilmiah justru mudah dilupakan karena kecenderungan orang awam atau kaum akademisi lebih percaya mengakses penelitian yang baru dan membuat penelitian lama akan cenderung 'membusuk' karena minimnya akses atau kutipan.
Selain itu, kemudahan publikasi menyebabkan kemungkinan salah tafsir atau pemahaman terhadap karya ilmiah menjadi sangat besar, karena tidak semua penelitian baru memiliki kevalidan baik dari metode maupun hasil penelitiannya. Oleh karena itu, Anda sebagai konsumen penelitian ilmiah harus lebih cermat dalam memilih dan memilah penelitian mana yang valid atau mana yang asal-asalan.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini