Apple dan Google lakukan kerja sama untuk tumpas stalker, ini penjelasannya

foto: Pexels.com
Techno.id - Apple dan Google akhirnya dapat bekerja sama dalam penumpasan kejahatan cyber. Kedua raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini sepakat untuk berkolaborasi meningkatan keamanan bagi para pengguna produknya.
Melalui pernyataan resmi mereka, kedua belah pihak menjelaskan bahwa kerja sama bertujuan untuk mengatasi permasalahan penyalahgunaan fitur Bluetooth. Seperti diketahui akhir-akhir ini marak kejahatan yakni dengan modus pelacakan secara ilegal oleh para stalker dengan memanfaatkan Bluetooth.
- Cara menemukan iPhone, AirPods, atau Apple Watch yang hilang dengan aplikasi Lacak Aplikasi lacak memungkinkan pengguna menemukan perangkat Apple yang hilang
- 7 Cara menemukan AirPods yang hilang dengan aplikasi Lacak di perangkat Apple Cukup mudah untuk menemukan perangkat Apple berkat jaringan Lacak
- Begini cara melacak ponsel Android yang hilang menggunakan iPhone Kamu tetap dapat melacak ponsel Android menggunakan iPhone
Sebagai informasi, Apple dan Google mempunyai produk dengan sistem pelacakan perangkat atau lebih dikenal dengan "Find My Device". Melalui fitur ini pengguna dapat mencari perangkat yang hilang. Bahkan Apple secara khusus membuat sebuah alat canggih yakni AirTag agar pengguna dapat menemukan barang yang tiba-tiba hilang.
Kendati kedua gaung jenama tersebut mempunyai fitur pelacakan, ternyata fitur yang bertujuan untuk kemaslahatan malah disalah gunakan. Banyak kasus terjadi dimana terdapat penguntit memanfaatkan teknologi AirTag dalam menjalankan aksinya.
“Hari ini, Google dan Apple bersama mengajukan standar industri (baru) untuk membantu memerangi penyalahgunaan perangkat pelacakan lokasi Bluetooth yang tidak diinginkan,” tulis Google dalam blog resminya, Selasa (2/5/2023).
Lantas bagaimana kerja sama tersebut bakal berjalan? Berikut techno.id pada Kamis (4/5) sajikan ulasannya yang dihimpun dari berbagai sumber.
Google dan Apple telah sepakat untuk memberikan standar baru ke produsen alat pelacak. Tujuannya tak lain untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan pelacakan lokasi yang dapat merugikan pengguna. Dengan demikian pengguna mengalami pelacakan tidak diinginkan, alat pendeteksi harus bisa mendeteksi dan memperingatkan individu yang menggunakannya.
foto: Pexels.com
Kemudian kedua merek kenamaan ini mewajibkan para produsen alat pelacak harus memberikan petunjuk terkait cara mencari dan menonaktifkan perangakt kepada setiap pengguna. Tujuannya agar pengguna yang belum mengenal teknologi alat pelacak, akan lebih mengerti bagaimana cara pemakaiannya.
Sebagai informasi, alat pelacak saat ini memanfaatkan teknologi Bluetooth agar dapat berfungsi. Ketika alat tersebut dipasangkan ke sebuah barang, seperti tas, dompet, koper, dan yang lain maka pengguna bisa tahu titik lokasi barang yang ditempelkan alat pelacak.
Kemudian developer juga memberikan fitur menarik. Alat pelacak seperti AirTag juga bisa mengeluarkan suara agar mempercepat proses pencarian barang. Oleh karena itu, teknologi Bluetooth diterapkan ke dalam alat pelacak sangat bermanfaat dalam mencari barang hilang.
Akan tetapi, fitur Bluetooth memiliki celah yang termasuk berbahaya. Maka dari itu developer memberikan seperti Google dan Apple memberikan standar baru.
“(Alat) pelacak Bluetooth telah menciptakan manfaat yang luar biasa bagi pengguna, tetapi (satu sisi) juga menimbulkan potensi pelacakan yang tidak diinginkan. Perlu tindakan di seluruh industri untuk menyelesaikannya,” ujar Vice President of Engineering for Android di Google, Dave Burke.
Lebih lanjut, Burke memberikan penjelasan bahwa Android mempunyai komitmen untuk terus melindungi pengguna. Bahkan mereka bakal terus meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna melalui kolaborasi bersama industri lainnya.
foto: Pexels.com
“Android memiliki komitmen kuat untuk melindungi pengguna dan akan terus mengembangkan perlindungan, serta berkolaborasi bersama industri (teknologi) guna memerangi penyalahgunaan dari (alat) pelacakan Bluetooth,” tambah Burke.
Melalui kesempatan yang sama, Vice President of Sensing and Connectivity Apple, Ron Huang menjelaskan hal yang senada dengan pihak Android. Ia memberikan keterangan bahwa AirTag dan aplikasi Find My mempunyai visi dan misi yang sama, yakni menghindari penyalahgunaan pemakaian perangkat alat pelacak. Apple berkomitmen untuk melakukan perbaikan di masa mendatang, supaya teknologi buatannya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Kami mengembangkan Air Tag dan Find My melalui serangkaian fitur proaktif guna mencegah pelacakan yang tidak diinginkan dan ini menjadi yang pertama di industri. Kami akan terus melakukan perbaikan untuk memastikan teknologi (dapat) digunakan sebagaimana mestinya,” ungkap Huang.
“Standar industri baru ini dibangun berdasarkan perlindungan AirTag yang juga berkolaborasi dengan Google. Hasil (kemitraan) ini akan menghasilkan langkah penting untuk membantu memerangi pelacakan yang tidak diinginkan di iOS dan Android,” tambah Huang.
Agar memperkuat visi dan misi untuk menumpas stalker, Google serta Apple juga menjalin kerja sama dengan National Network to End Violence (NNED). NNED merupakan sebuah lembaga nirlaba dari Kolombia yang berpihak kepada korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Standar baru yang dicanangkan telah disepakati oleh Samsung, Tile, Chipolo, Pebble Lee, dan beberapa pihak lainnya. Draf standar baru tersebut sudah dikirimkan juga ke Internet Engineering Task Force, organisasi terkemuka yang mengembangkan standar industri.
Nantinya selama tiga bulan ke depan, pihak developer yang terlibat dimungkinkan supaya meninjau ulang dokumen dan mempertimbangkan masukan serta kritikan lainnya. Apple dan Google direncanakan akan menerapkan aturan tersebut di produk Android dan iOS mereka.
RECOMMENDED ARTICLE
- Mengenal Google My Business, layanan gratis dari Google untuk pengusaha
- Google terbitkan peringatan penting untuk pengguna Gmail, ternyata ada potensi serangan hacker
- Cara efektif memblokir email spam di gmail
- Cara mengatur ulang Chromebook ke pengaturan pabrik, solusi jitu atasi crash
- Cara menyimpan dan mengekspor percakapan di Chat GPT
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
BEST PRODUCT Selengkapnya >
-
11 Aplikasi ramalan cuaca di Android dan iPhone terbaru di 2025, akurat dan gampang memahaminya
-
Realme pamer teaser HP dengan baterai 10.000 mAh, bakal tipis atau segede batu bata?
-
Intip laptop HP Envy x360 14-fa0888AU, si kecil gesit nan cantik yang bisa diandalkan
-
11 Aplikasi cek spesifikasi HP Android, akurat & mudah dipakai tanpa ribet terbaru di 2025