CCO Kaskus: Kami perlu effort lebih untuk saingi Facebook dan Google

CCO Kaskus: Kami perlu effort lebih untuk saingi Facebook dan Google

Techno.id - Siapa yang tak kenal forum komunitas online terbesar di Indonesia, Kaskus. Bahkan hingga kini, Kaskus masih menjadi ikon dari kreativitas bisnis digital Indonesia, sejak dikembangkan di Seattle, Amerika Serikat, pada 1999 dari sebuah tugas kuliah. Dengan tagline gagah, The Largest Indonesia Community, Kaskus saat ini memiliki pengguna lebih dari 28 juta dengan 8 juta pengguna aktif atau member. Kebesaran Kaskus ini pula yang menarik konglomerat Djarum untuk masuk ke Kaskus pada 2011. Namun, di tengah maraknya perusahaan atau startup teknologi Indonesia yang ditandai dengan banyak situs e-commerce, terus-terang Kaskus seperti keluar dari lampu sorot bisnis digital saat ini. Nama Kaskus mulai tertutupi ikon-ikon baru, seperti Bukalapak, Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan lain-lain.

Untuk mengetahui lebih banyak soal pencapaian Kaskus di 2015 dan rencana ke depan, M Syakur Usman, Anwar Khumaini, Fauzan Jamaludin, M Lutfi Rahman, dan M Zul Atsari dari KapanLagi Network (KLN) mewawancarai Andrew Darwis, pendiri Kaskus yang kini juga menjabat sebagai Chief Community Officer atau CCO di ruang kerjanya, Selasa lalu. Berikut petikannya:

Bisa dijelaskan pencapaian Kaskus selama 2015?

Pada 2015 pencapaiannya adalah Kaskus terus mengalami pertumbuhan, baik secara infrastruktur maupun bisnis. Misalnya server lebih stabil, kemudian kami merilis fitur baru, namanya Kaskus Chat, supaya pengguna jika melakukan jual-beli di Kaskus bisa lebih gampang. Kemudian Kaspay, alat pembayaran di Kaskus yang sudah dikembangkan sejak 2011.

Namun, karena kami saat ini sudah masuk dalam kelompok usaha Djarum, maka Kaspay kami rem sedikit penggunaannya, karena group ingin layanan ini harus mengikuti aturan pemerintah. Jadi penggunaan Kaspay untuk publik saat ini dihentikan, Kaspay saat ini hanya bisa digunakan di Kaskus. Kalau melihat keinginan, kami ingin Kaspay bisa digunakan oleh semua orang, seperti Paypal. Kemudian di 2015, kami cenderung melakukan pengembangan fitur-fitur yang sudah ada saja.

Bagaimana dengan privasi data di Kaskus?

Soal privasi ini, kami benar-benar serius ya. Kalau ada orang kena tipu atau segala macam di Kaskus, sebenarnya kami memiliki privacy agreement. Jadi, kami katakan ke mereka, kami bakal melindungi data kalian. Namun, kalau sampai ada surat dari kepolisian, kejaksaan, hakim, dan institusi terkait, kami akan publish data itu. Tapi kalau misalnya ada orang datang dan mengaku kena tipu dan meminta alamat IP orang yang bersangkutan, kami tidak bakal memberikan data tersebut.

Biasanya kami menyarankan mereka untuk membuat dulu laporan resmi dari kepolisian. Masalahnya, banyak orang yang teriak-teriak kena tipu, tapi ketika diminta lapor ke pihak berwajib mereka tidak mau. Intinya, kami aktif bekerja sama melawan cyber crime.

Di sisi lain, melihat tren saat ini, banyak sekali perang e-commerce dan untungnya Kaskus bisa dibilang semacam spesies langka sehingga tidak punya pesaing. Jadi, Kaskus semacam tidak eksis begitu (sambil tertawa). Menurut versi Alexa, Kaskus ada dan tinggi. Namun giliran ranking 10 e-commerce terbaik, nama Kaskus pasti terlewat. Padahal kami juga memiliki forum jual beli (FJB), tapi memang bisnisnya tidak pure e-commerce. Makanya Kaskus dianggap bukan pesaing. Ini yang kemudian membuat kami berpikir kalau Kaskus memang kuat di komunitas. Jadi siapa saja yang mau pasang iklan bisa, termasuk pemain e-commerce seperti Blibli.com, Mataharimall.com, dan lain-lain.

Jadi monetisasinya masih kuat dari pendapatan iklan dong?

Iya, kami memiliki pendapatan iklan dari dua, yakni online dan offline. Kalau offline, kami mahir membuat event-event offline. Contohnya, satu pabrikan sepeda motor ingin membuat satu event, kemudian pihak pabrikan menilai eventnya akan sedikit yang hadir, nah Kaskus punya solusinya. Jadi pihak pabrikan bisa bekerja sama dengan kami untuk mengerahkan massa. Sebab kami bisa melakukan tracking member kami yang suka otomotif, lalu kami kirimkan email blast tentang acara tersebut. Kalau mau demo atau pengerahan massa, kami juga bisa mengerahkan massa (tertawa lagi).

Jadi Kaskus itu sudah seperti partai politik atau band Slank. Slanker kan ada di mana-mana. Meski konser band lain, pasti ada bendera Slank. Nah, kaskus kayak itu. Banyak user kami bangga menjadi salah satu bagian dari Kaskus.

(brl/red)