Orang Indonesia masih enggan 'bersedekah' untuk game

Orang Indonesia masih enggan 'bersedekah' untuk game

Techno.id - Hingga saat ini, Indonesia masih dianggap sebagai lokasi investasi menjanjikan bagi banyak perusahaan dalam memasarkan produk buatannya. Namun ketika bicara soal game, Indonesia ternyata menjadi negara yang pelit bagi para developer, khususnya dari sektor penghasilan.

Menurut Rikomas Soeharyo selaku Co-Founder dan COO Touchten (perusahaan pengembang game asal Bandung), para gamer di Tanah Air masih belum terbiasa mengeluarkan uang untuk game. Menurutnya, sebagian besar gamer asal Indonesia hanya mau memainkan game yang sifatnya gratis.

"Orang Indonesia masih sangat kecil keinginannya dalam mengeluarkan uang untuk game. Jika dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand, angka belanja masih kalah jauh," ujar Soeharyo kepada tim Techno.id.

"Di Malaysia, orang berani keluarkan uang hingga USD 32 dan USD 28 untuk orang Thailand tiap tahunnya untuk bermain game. Sedangkan orang Indonesia baru sekitar USD 9 saja," imbuh pria yang juga akrab disapa Riko tersebut.

Kendati demikian, Riko mengatakan bukan berarti para developer game Indonesia harus berhenti berkarya. Ia justru berharap agar para pemain industri dalam negeri lebih semangat dalam memproduksi game hingga membuat para gamer Indonesia rela mengeluarkan uang untuk game buatan lokal.

"Nilai pengeluarannya masih kecil, tapi itu berarti masih bisa didorong agar terus berkembang hingga setara dengan negara lain. Kami sebagai developer game dituntut untuk lebih kreatif dalam meningkatkan pendapatan dan mendorong industri game lokal Indonesia agar lebih maju," ungkap Riko pada acara Talkshow 4G di Kantor Pusat Smartfren, Jakarta.

Saat ini, Touchten sendiri telah memproduksi sedikitnya 20 game dari berbagai kategori yang dapat digunakan oleh pengguna smartphone. Pengembang game asal Bandung tersebut juga mengaku telah memiliki 35 pegawai yang siap membantu untuk menjadi pengembang game terkemuka di Tanah Air.

(brl/red)