Teknologi mata uang digital punya potensi cegah tindakan korupsi
26/03/2016, 13:02
WIB

Ilustrasi mata uang digital © 2015 vasabii / Shutterstock.com
Tahukah Anda, teknologi mata uang digital seperti blockchain ternyata dapat berpotensi mencegah tindakan korupsi? Ya, menurut pakar digital marketing Indonesia Anthony Leong, Blockchain sangat berpotensi untuk mencegah tindakan korupsi karena kelebihannya yang dapat diakses oleh publik.
"Menurut saya, Blockchain punya kelebihan tersendiri seperti membuat e-budgeting yang memiliki efek lebih efisien karena bisa menekan biaya transaksi, transparan karena dapat diakses publik, dan keamanannya tinggi serta mampu meminimalisasi kasus human error karena semua transaksi telah dikomputerisasi dan tercatat secara otomatis," ujar Anthony seperti dikutip Techno.id dari Antara (26/3/16).
Lebih lanjut Anthony mengungkapkan jika penggunaan teknologi Blockchain saat ini sudah sangat luas di dunia. Buktinya, sudah banyak lembaga perbankan, perusahaan sistem pembayaran, dan bahkan pemerintahan yang menggunakan Blockchain.
"Blockchain terbukti dapat diaplikasikan di sektor teknologi dan finansial. Namun, teknologi ini juga bisa digunakan untuk pelbagai bidang lainnya. Bahkan, beberapa perusahaan ternama dan pemerintahan lainnya rela mengeluarkan dana besar untuk mengembangkan Blockchain, seperti Netscape, Operator bursa saham Nasdaq, Bank Sentral (Eropa dan China), Pemerintah Honduras, bahkan akhir-akhir ini Perdana Menteri Singapura juga sudah memberi perintah untuk mempelajari lebih lanjut tentang teknologi ini," tutur Anthony.
Anthony menambahkan jika di masa depan, Blockchain bisa saja dimanfaatkan untuk keperluan di luar masalah keuangan seperti instrumen pendukung pemilihan umum. Hal ini dikarenakan Blockchain sangat transparan sehingga bisa jadi ke depannya peran pihak ketiga untuk menjadi saksi transaksi perpindahan dokumen tidak diperlukan lagi.
Kendati demikian, Anthony menyampaikan jika teknologi Blockchain ini masih belum siap digunakan secara luas dalam waktu dekat. "Dibutuhkan waktu lebih dari 30 tahun bagi Internet untuk berkembang luas ke seluruh dunia, delapan tahun sudah Blockchain terbentuk. Kita lihat saja 5-10 tahun lagi, Blockchain akan masuk ke dalam setiap aspek kehidupan kita semua seperti kita memakai smartphone," pungkas Anthony.
RECOMMENDED ARTICLE
- Mike Tyson kenalkan dompet digital untuk simpan Bitcoin
- Tak semua aplikasi mobile berbayar transparan soal kebijakan privasi
- PornHub pun terjun ke dunia virtual reality sambil beri VR porn gratis
- Bersiaplah, Echelon Indonesia 2016 digelar 5-6 April mendatang
- Snapchat akuisisi Bitstrips, fitur baru apa yang mungkin dihadirkan?
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini