Self driving car takkan berhasil jika perilaku mengemudi tak diubah

Ilustrasi mobil self driving © wired.com
Techno.id - Kendaraan self driving memang diciptakan untuk mengurangi angka kecelakaan di jalan akibat kelalaian manusia dalam mengemudikan kendaraan. Tak lama lagi, kendaraan-kendaraan modern tersebut akan berbagi jalan dengan Anda.
Tapi yang perlu dipertimbangkan adalah, kendaraan ini menyesuaikan kondisi jalan dan perilaku pengemudinya dalam mengendarai. Artinya, jika cara mengemudinya sama dengan manusia, maka yang terjadi takkan jauh berbeda dengan mobil konvensional.
- Banyak kecelakaan terjadi, salah pengemudi atau mobil self driving? Mobil self driving dilaporkan beberapa kali mengalami kecelakaan, siapa yang patut disalahkan atas insiden tersebut?
- Era self driving car hampir datang, sudah siapkah pemerintah? Sebagian masyarakat dunia telah menantikan teknologi terbaru dalam dunia otomotif ini. Namun ironisnya, regulasinya belum ada...
- Masyarakat sudah siap parkir mobil via ponsel, regulasinya yang belum Gempuran perkembangan teknologi bahkan juga sangat terasa di ranah otomotif.
Seperti yang dilansir Wired pada hari Selasa (15/03/16) lalu, jika ingin program ini berjalan dengan lancar, maka yang lebih dahulu harus dipersiapkan adalah infrastruktur. Atau dengan kata lain, mempersiapkan jalan atau jalur yang memungkinkan untuk dilalui oleh kendaraan driverless tersebut.
Ilustrasi perilaku mengemudi yang harus ditertibkan
© 2016 wired.com/wired.com
Hal penting lain yang harus diubah adalah perilaku masyarakat dalam mengemudikan kendaraannya. Tak menutup kemungkinan saat era driverless tiba, sebagian masyarakat masih ingin tetap mengemudikan kendaraan pribadinya untuk alasan tertentu. Jika perilakunya tak diubah ke arah lebih baik, kecelakaan tetap bakal tak bisa dihindari.
Bayangkan saja, jika kendaraan driverless tersebut sedang melaju dengan kecepatan sedang, namun tiba-tiba ada pengendara lain yang mengemudikan mobilnya secara sembrono dengan tiba-tiba menyeberang, memotong jalan, atau yang paling parah adalah, salah memberikan lampu sein ketika hendak berbelok.
Memang bahnyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum teknologi ini benar-benar hadir dan bisa dinikmati masyarakat dunia. Mulai dari kesiapan pemerintah beserta regulasinya, hingga kesiapan mental masyarakat itu sendiri dalam menghadapi perubahan. Bagaimana menurut Anda sendiri?
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara menjalankan aplikasi dan game Windows di Android menggunakan Winlator terbaru di 2025
-
Cara record Zoom di laptop dan MacBook yang simpel dan mudah, sekaligus trik merangkum meeting pakai A
-
5 Langkah preventif merawat baterai HP di tengah musim pancaroba 2025, ternyata ini yang bikin rusak
-
Cara mengetahui dan memeriksa jumlah siklus baterai iPhone terbaru 2025, ini 5 langkah merawatnya
-
Cara menghentikan baterai laptop agar tidak terisi daya di atas 80% di Windows 11, ini alasannya
TECHPEDIA
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua
-
10 Fitur canggih iPhone 16E, bakal jadi HP Apple termurah di bawah Rp 10 juta?
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua