Peneliti: Teknologi belum bisa mendeteksi waktu terjadinya Tsunami

Ilustrasi Tsunami © 2015 Igor Zh./ Shutterstock.com
Techno.id - Tentu belum luntur dari ingatan Anda dahsyatnya gelombang Tsunami yang menerjang Aceh dan beberapa tempat lain 2004 silam. Sebagai bencana alam dengan potensi kerugian jiwa dan material yang sangat besar, wajar saja jika Tsunami amat ditakuti manusia.
Sayangnya, manusia belum bisa berbuat banyak, karena teknologi yang mereka ciptakan sejauh ini belum bisa mengetahui secara pasti kapan datangnya gelombang Tsunami. Anggapan ini dikemukakan oleh Prof. Satish Singh, peneliti geofisika kelautan dari Institut de Physque du Globe de Paris (IPGP).
- Kilas balik 17 tahun Tsunami Aceh, ini 7 faktanya Tsunami setinggi 30 meter ini tercatat sebagai bencana alam paling mematikan di abad ke-21.
- Kisah kesaksian tsunami Aceh 2004 yang tak terlupakan 14 tahun lalu tsunami dahsyat melanda Aceh.
- 10 Tsunami dengan korban jiwa terbanyak dunia, dua di Indonesia Memakan korban jiwa ratusan ribu lebih.
"Hingga saat ini, belum ada satu alat dan teknologi yang dapat digunakan untuk mengetahui waktu terjadi Tsunami. Yang dapat dipelajari hanya potensi," ujarnya pada wartawan Antara (23/06/15) di Padang.
Pemaparan itu ia sampaikan di atas kapal riset milik Schmidt Ocean Institute dari Amerika Serikat. Ia dan tim baru saja menyelesaikan ekspedisi penelitian Mentawai Gap-Tsunami Earthquake Risk Assesmen (MEGA-TERA) atau risiko gempa dan tsunami di perairan laut Mentawai. Tujuan dari ekspedisi ini bagi peneliti ialah menemukan penyebab alamiah dari Tsunami, sehingga langkah penanganan dan mitigasinya bisa ditemukan.
Adapun alasan dilakukannya riset di wilayah tersebut ialah karena mereka ingin memetakan zona tumbukan antar lempeng di sisi barat Sumatera dan kepulauan Mentawai. Di samping itu, wilayah ini bisa menjadi pelajaran berharga terkait gempa dan Tsunami yang terjadi tahun 2004 di Aceh dan 2010 di Mentawai. Apalagi, menurut Satish, di kawasan Mentawai Gap telah ditemukan patahan aktif, baik pada lempeng yang tersubduksi maupun lempeng di atasnya.
"Mentawai Gap adalah daerah geologi aktif zona subduksi Sumatera-Andaman yang belum pernah mengalami gempa besar dalam 200 tahun terakhir," tambahnya.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini