Peneliti ciptakan printer untuk periksa virus HIV dalam darah

Ilustrasi printer © 2015 Oleg Babich/Shutterstock.com
Techno.id - Hingga saat ini HIV masih masuk dalam daftar virus yang paling mematikan di dunia. Sayangnya, biaya pemeriksaan yang harus dihabiskan untuk mengetahui apakah seseorang mengidap HIV atau tidak masih cukup mahal.
Untuk itu, beberapa peneliti asal University of texas at El Paso (UTEP) menciptakan sebuah printer portabel yang dapat memeriksa apakah seseorang mengidap HIV atau tidak. Menariknya, printer portabel ini hanya menghabiskan dana produksi yang cukup murah sehingga biaya yang diperlukan untuk memeriksakan tubuh dengan perangkat bertenaga baterai ini tidak jauh lebih mahal ketimbang memeriksakan tubuh dengan perangkat cytometer.
- Wow, alat ini bisa bantu mendeteksi HIV dari smartphone! Selain HIV, sifilis pun terdeteksi oleh alat seharga Rp440 ribu ini.
- Puluhan tahun diteliti, vaksin untuk AIDS akhirnya sudah ditemukan Produk ini diklaim dapat disebar secara luas di pasaran dalam beberapa tahun ke depan.
- Ahli sains ungkap alat deteksi virus COVID-19 di Indonesia mumpuni Indonesia punya dua alat untuk mendeteksi virus ini.
Seperti dilansir oleh ScienceDaily (13/10/15), printer portabel ini bekerja layaknya printer konvensional. Namun, menurut tim peneliti ada beberapa penyesuaian cara kerja printer yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghitung jumlah sel CD4 dalam darah yang biasanya mengindikasikan apakah seseorang mengidap HIV atau tidak.
Peneliti menjelaskan, bahwa tinta yang biasa menjadi bahan utama untuk mencetak pada printer konvensional di sini diganti dengan sampel darah yang diambil dari tubuh pasien. Darah yang telah diambil dari pasien lalu dicampur dengan manik mikro magnet yang menempel ke sel CD4 dalam darah untuk kemudian dimasukkan ke dalam sebuah printer inkjet yang telah dimodifikasi.
Setelah itu, printer dinyalakan untuk kemudian mencetak darah secara horizontal ke slide mikroskopis magnet. Nah, sel CD4 yang secara otomatis melekat pada slide tersebut kemudian akan diteliti lebih lanjut oleh dokter melalui mikroskop untuk menghitung jumlah sel CD4 yang terkandung dalam darah.
Thomas Boland, Ph.D, seorang profesor metalurgi dan teknisi biomedis di UTEP yang juga anggota tim peneliti mengungkapkan bahwa printer portabel untuk memeriksa kandungan sel CD4 dalam darah ini hanya memerlukan waktu 20 menit saja untuk beroperasi. Menurutnya, waktu ini jauh lebih cepat dan juga menghemat biaya yang harus dikeluarkan pada prosedur pemeriksaan CD4 sebelumnya karena melibatkan banyak perangkat.
Lebih lanjut Boland mengungkapkan jika printer portabel ini bakal segera didaftarkan ke lembaga hak paten supaya dapat segera digunakan secara massal, terutama untuk negara-negara berkembang seperti Ethiopia dan negara di daratan Afrika lainnya, Meksiko, dan negara-negara berkembang di seluruh dunia.
Printer portabel untuk memantau virus HIV dalam darah © 2015 Ivan Pierre Aguirre / UTEP News Service
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini