Kurang tidur berpotensi sebabkan serangan jantung dan stroke

Ilustrasi tidur © 2015 acreative / Techno.id
Techno.id - Kurang tidur ternyata tidak hanya membuat mata membengkak dan kelopak mata yang membesar saja. Melainkan juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan bahkan stroke.
Setidaknya itulah hasil penelitian yang dilaporkan oleh World Health Organization pada acar The Council on Cardiovascular Nursing and Allied Professions of the European Society of Cardiology di kota Dubrovnik, Kroasia.
- Wah, terlalu banyak tidur ternyata bisa bikin kamu terserang stroke Tidur melebihi jam normal yang dianjurkan ternyata juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan, salah satunya risiko terkena gejala stroke.
- Tidur berlebihan bisa sebabkan kematian, ini penjelasan ilmiahnya Penelitian tentang dampak tidur berlebihan ini dilakukan di 21 negara.
- Studi: Tidur 8 jam sehari kurangi risiko terkena stroke Permasalahan waktu tidur juga bisa memberikan pengaruh terhadap risiko tersebut (stroke).
Seperti dikutip EurekAlert (15/06/2015), dalam penelitian yang dilakukan terhadap 657 relawan selama 14 tahun (penelitian dimulai di tahun 1994 silam), para ilmuwan mengaku bahwa para relawan mengalami kesehatan yang terganggu karena waktu istirahat yang kurang serta tidak teratur.
Sebanyak 657 relawan tersebut diketahui adalah warga yang tinggal di kota Novosibirsk, Rusia, dengan usia antara 25 hingga 64 tahun. Mereka juga sebelumnya tak memiliki riwayat menderita penyakit stroke, serangan jantung, dan diabetes.
Selama masa penelitian, para ilmuwan mengklaim bahwa mereka menemukan hasil diagnosis yang menarik terhadap para relawan dengan waktu tidur yang kurang. Hasilnya, kurangnya waktu tidur akan beresiko terkena serangan jantung sebanyak 2 hingga 2,6 kali dan serangan stroke sebanyak 1,5 hingga 4 kali.
"Tidur bukanlah masalah sederhana. Dalam penelitian kami, kurang tidur dapat mengakibatkan resiko hingga dua kali lipat terkena serangan jantung dan hingga empat kali lipat terkena serangan stroke," kata Profesor Gafarov dalam sebuah pernyataan.
"Kurang tidur harus dianggap sebagai sebuah resiko yang setara dengan resiko yang dihasilkan dari merokok, kurang olahraga, dan pola makan yang buruk," lanjut Gafarov.
Sebagaimana diketahui, penelitian mengenai waktu tidur sebelumnya juga pernah dilaporkan dapat menyebabkan kecemasan serta depresi. Penelitian tersebut juga menerangkan, dampak kurangnya waktu istirahat paling minimal dapat menyebabkan orang dalam kondisi emosi yang kurang labil.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini