Ini penyebab penerapan smart city belum optimal
Techno.id - Saat ini banyak beberapa kota-kota di Indonesia ingin menerapkan konsep smart city. Hal ini diharapkan bisa memberikan efisiensi sekaligus nilai tambah bagi perekonomian kota tersebut.
Namun, untuk menjalankan konsep smart city ini ada beberapa hal yang menjadi kunci berhasilnya penerapan smart city di antaranya adalah visi mewujudkan smart city dari pemimpin kota, masyarakat, dan road map smart city yang holistik.
Seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (15/06/15), Hal ini diakui oleh Kepala UPT Smart City Jakarta, Setiaji. Menurutnya visi dari pimpinan dan road map sudah jelas. Hanya saja keterlibatan masyarakat yang dirasa masih kurang.
"Saya belum bisa jelaskan berapa prosentasenya, tapi yang jelas masih belum maksimal," ungkapnya dikutip dari Merdeka.com (15/06/15).
Ia juga menambahkan jika pelanggaran masyarakat adalah hal yang paling tinggi melalui aplikasi Qlue.
"Ini bisa kita lihat dari laporan masyarakat via Qlue. Yang paling tinggi adalah pelanggaran itu," tambahnya.
Sekedar informasi, Qlue merupakan aplikasi yang berperan sebagai wadah penampung segala kepentingan warga Jakarta. Modelnya, seperti jejaring sosial. Di sini, warga dapat menyampaikan aspirasi pengaduan realtime, melaporkan semua kejadian di sekitar, hingga mem-follow teman-teman layaknya jejaring sosial lain.
Dirinya juga mengakui untuk sosialisasi dan penindakan terhadap masalah itu sudah rutin dilakukan.
"Contohnya penertiban kawasan Monas," tutupnya.
RECOMMENDED ARTICLE
- Mahasiswa Politeknik Kediri ciptakan mobil ramah lingkungan
- Menristek: Mobil ramah lingkungan harus dikembangkan
- Mesin pelumat kertas ini mampu menyulap kertas jadi butiran kecil
- Takut mata-mata, Iran larang pejabat gunakan smartphone
- Cari hiburan, hancurkan Apple Watch seharga Rp 133 juta dengan magnet