Google siapkan Imagen 2, model AI baru yang dapat menghasilkan video dari gambar live

Google siapkan Imagen 2, model AI baru yang dapat menghasilkan video dari gambar live

Techno.id - Belum terlalu lama sejak OpenAI memamerkan Sora, yang membuat banyak orang terkesan dan takut dengan kemampuannya membuat klip video realistis dari teks yang diminta, pembuatan gambar AI telah banyak dipoles selama beberapa bulan terakhir.

Kini giliran konten video yang terus menjadi perhatian. Google pun mengeluarkan metode pembuatan video dengan model AI baru di bawah payung Imagen 2 yang menjanjikan hal-hal besar juga.

Google memperkenalkan Imagen 2, keluarga model dalam platform Vertex AI-nya. Padahal sebelumnya Google mendapat kecaman karena model pembuatan gambarnya di dalam Gemini menjadi sedikit tempat sampah. Meski Gemini tidak menyertakan Imagen 2, namun datang dengan serangkaian peningkatan yang membuatnya lebih baik untuk menghasilkan gambar atau bahkan video.

Penyempurnaan Imagen 2 mencakup fitur inpainting dan outpainting, memungkinkan manipulasi gambar seperti penghapusan elemen yang tidak diinginkan atau penambahan komponen baru. Pembaruan yang paling signifikan, bagaimanapun, adalah pengenalan text-to-live images, yang memungkinkan pembuatan video pendek dari input teks.

Namun, harus diingat bahwa ini bukan Sora. Dibanding dengan alat pembuat video yang ada, kemampuan Imagen 2 mungkin gagal dalam hal resolusi dan opsi penyesuaian.

Meski ada beberapa hal yang bersifat teknis, tetapi platform ini mampu menghasilkan gambar live, yang merupakan klip pendek berdurasi 4 detik. Namun, ini masih merupakan permulaan, dan dapat menjadi dasar untuk model teks-ke-video yang sebenarnya dalam beberapa bulan atau tahun ke depan.

Untuk mengatasi kekhawatiran terkait deepfake, Google menggabungkan teknologi SynthID untuk menerapkan tanda air kriptografi pada gambar live, yang bertujuan untuk keaslian dan keamanan. Terlepas dari penekanan Google pada langkah-langkah keamanan, masih ada pertanyaan tentang keefektifan pendekatannya dan transparansi terkait sumber data pelatihan.

Ketiadaan, salah satunya mengenai mekanisme penyisihan untuk kreator yang karyanya mungkin disertakan dalam data pelatihan yang mungkin membuat sebagian orang tidak setuju. Selain itu, kebijakan ganti rugi AI generatif Google tidak mencakup gambar text-to-live, sehingga pengguna rentan terhadap potensi klaim hak cipta.

Namun pengguna harus menunggu dan melihat apakah Google membuat ini dapat diakses publik. Mungkin banyak orang akan mendapat informasi lebih detail mengenai Imagen 2 setelah acara Google I/O digelar.

(brl/red)