Benarkah penerapan AI akan mengancam pekerja wanita? Begini penjelasan peneliti

Benarkah penerapan AI akan mengancam pekerja wanita? Begini penjelasan peneliti

Techno.id - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, kemajuan dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi ancaman serius bagi pekerjaan wanita. Beberapa peneliti di Revelio Lab menemukan ancaman dari teknologi AI yang terus berkembang terhadap pekerjaan tradisional yang banyak dipegang wanita seperti sekretaris dan asisten administratif.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah ini mengungkapkan bahwa AI telah mampu mengotomatiskan tugas-tugas administratif yang biasanya dilakukan sekretaris, seperti mengatur janji temu, menyusun jadwal, dan mengelola dokumen. Dengan kemampuan AI yang semakin canggih, ada kekhawatiran bahwa pekerjaan sekretaris akan semakin tergantikan oleh teknologi.

Benarkah penerapan AI akan mengancam pekerja wanita? Begini penjelasan peneliti foto: freepik.com/whoisdanny

Peneliti berpendapat bahwa sekretaris wanita berisiko lebih tinggi dalam menghadapi dampak negatif AI. Hal ini disebabkan dua faktor utama. Pertama, pekerjaan sekretaris biasanya melibatkan tugas-tugas administratif yang sudah dapat diotomatiskan AI. Selain itu, AI berpotensi melakukan tugas-tugas tersebut dengan lebih efisien dan akurat, mengurangi kebutuhan akan pekerja manusia.

Kedua, terdapat persepsi stereotip bahwa pekerjaan administratif dan sekretaris adalah pekerjaan yang sesuai dengan peran tradisional wanita. Dalam lingkungan kerja yang masih terpengaruh stereotip gender, ada kemungkinan penggunaan AI dalam pekerjaan sekretaris akan semakin meningkatkan kesenjangan gender dan menyebabkan ketimpangan kesempatan kerja.

Benarkah penerapan AI akan mengancam pekerja wanita? Begini penjelasan peneliti foto: freepik.com/bpawesome

Para peneliti menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi yang mungkin terjadi akibat kemajuan teknologi AI. Mereka mendorong perusahaan dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam melindungi pekerja yang terancam otomatisasi.

Beberapa solusi yang diajukan adalah mengubah peran sekretaris menjadi pekerjaan yang lebih berfokus pada interaksi manusia, keahlian komunikasi, dan pemecahan masalah yang kompleks. Dengan menggabungkan kemampuan teknologi AI dengan keterampilan manusia ini, pekerja sekretaris dapat terus memberikan nilai tambah yang sulit untuk ditiru oleh mesin.

Selain itu, penting bagi organisasi dan institusi pendidikan untuk mempersiapkan tenaga kerja masa depan dengan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi AI. Ini dapat mencakup pelatihan dalam manajemen AI, analisis data, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan teknologi.

Magang: Millenia Ramadita

(brl/red)