Lebih aman, teknologi Google justru dianggap berbenturan dengan hukum

Lebih aman, teknologi Google justru dianggap berbenturan dengan hukum

Techno.id - Pada berita terdahulu dikatakan bahwa Google akan meluncurkan software terbaru untuk kendaraan self drivingnya. Namun pihak Google masih menunggu jawaban dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) terkait keselamatan penumpang dan hubungannya dengan hukum yang berlaku.

Menanggapi permintaan Google, NHTSA mengatakan bahwa kecerdasan buatan masih memposisikan pengemudi di bawah regulasi dari Federal Motor Vehicle Safety Standards. Artinya, jika terjadi kecelakaan, seseorang yang duduk di balik roda kemudi lah yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun bagaimana jika kendaraan tersebut tak dilengkapi dengan roda kemudi?

Seperti yang telah diberitakan oleh Car and Driver pada hari Rabu (10/02/16) lalu, Google berniat untuk menjual teknologi self driving car-nya. Atau dengan kata lain, Google ingin agar NHTSA memberikan ijin padanya untuk menjual kendaaan tanpa roda kemusi, pedal, serta spion, atau piranti lain yang bakal berguna bagi kendaraan modern di masa yang akan datang.

Lebih aman, teknologi Google justru dianggap berbenturan dengan hukum

Kendaraan self driving besutan Google yang tak dilengkapi roda kemudi
2016 blog.caranddriver.com/blog.caranddriver.com

NHTSA masih harus menyelidiki lebih dalam, apakah teknologi besutan Google tersebut masih bisa dikaitkan dengan hukum yang berlaku. Google sendiri masih berusaha meyakinkan NHTSA bahwa keberadaan spion samping tidak lagi perlu semenjak tugasnya bisa digantikan oleh komputer yang mampu menghasilkan sudut pandang sama.

Pihak Google pun mengatakan bahwa kendaraan di masa yang akan datang takkan lagi membutuhkan tuas atau tombol untuk menyalakan lampu, bahkan sein ketika hendak berbelok. Fungsi tersebut bakal diambil alih oleh komputer yang bisa mengerjakannya lebih baik.

Bahkan, tuas rem tangan pun dirasa tak perlu, karena Google telah mempertimbangkan hal tersebut. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, jika tujuannya untuk keselamatan bersama, mengapa pemerintah seakan menghalanginya? Atau, jika teknologi mampu bekerja dengan lebih baik dibanding manusia, mengapa justru dianggap berbenturan dengan hukum? Bagaimana menurut Anda sendiri?

(brl/red)