Infrastruktur cloud Indonesia masih jauh dari kebutuhan minimum

Ilustrasi cloud computing © 2015 techno.id
Techno.id - Meskipun penggunaan teknologi komputasi awan mulai ramai digunakan secara global juga di Indonesia, sayangnya ada fakta yang kurang mengenakkan terkait kesiapan infrastruktur cloud di Tanah Air. Dalam laporan tahunan Global Cloud Index-nya, Cisco mengatakan jika dalam hal kesiapan cloud, Indonesia termasuk dalam kategori Cloud Emerging, dengan kecepatan unduh dan unggah rata-rata sebesar 3.906 kbps dan 2.191 kbps. Sementara latency-nya diketahui 59 ms.
Catatan itu masih di bawah standar kebutuhan aplikasi cloud dasar, yakni dengan kecepatan unduh dan unggah 750 kbps dam 250 kbps, dengan latensi di atas 160 ms. Penilaian kesiapan cloud global itu didapat Cisco setelah menganalisis kecepatan dan latensi rata-rata unggah dan unduh dari jaringan tetap dan mobile untuk lebih dari 150 negara.
- Alibaba Cloud resmi beroperasi di Indonesia, lho! Keren! Sangat mendukung perkembangan bisnis UKM dan start up.
- Menkominfo jamin kecepatan internet Jakarta Singapura 11-12 Jika tidak memaksimalkan, Indonesia akan jauh tertinggal dengan negara lainnya.
- APNIC lihat Indonesia miliki potensi besar pertumbuhan internet Benarkah Indonesia menempati posisi ke-7 dunia sebagai pengguna internet aktif? Yuk simak berita berikut ini...
Kendati demikian, sudah ada sejumlah pihak yang menawarkan layanan berbasis cloud-nya untuk dipakai oleh masyarakat Indonesia, utamanya pelaku UKM. Contohnya, ada Datacomm dengan Cloud Business-nya serta Jurnal.id yang mengiming-imingi dengan layanan perangkat lunak akuntansi berbasis cloud bagi bisnis kecil dan kelas menengah.
Dari rilis yang diterima Techno.id (06/11/15), Cisco memprediksi bahwa cloud computing akan tumbuh melebihi 30 persen secara global dalam lima tahun ke depan. Terapannya nanti pun akan beragam. Untuk penyimpanan cloud, misalnya, diperkirakan akan ada lebih dari 2 juta pengguna atau sekitar 55 persen konsumen internet dunia yang akan mempunyai cloud pribadi di tahun 2019. Jumlah itu melonjak 42 persen dari 1,1 juta pengguna saja tahun lalu.
RECOMMENDED ARTICLE
- Jurnal.id bantu perusahaan kelola pembukuan lewat komputasi awan
- Perlu efisiensi? Sekarang startup dan UKM bisa pakai cloud Datacomm
- Penjualan infrastruktur cloud di Asia-Pasifik sudah kalahkan AS
- Microsoft dan nVidia saling mengintegrasikan cloud computing mereka
- Banyak disalahgunakan, Microsoft akan hapus layanan unlimited OneDrive
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini