GfK luncurkan alat ukur pemakaian smartphone

Ilustrasi pengguna smartphone © 2014 gadgetgestures.com
Techno.id - Dilansir oleh Antara, Perilaku konsumsi konsumen dalam pemakaian ponsel pintar kini dapat diukur secara efektif lewat penggunaan media berteknologi tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Managing Director GfK, Guntur Sanjoyo.
"Pertumbuhan konektivitas internet yang tinggi terutama di kelas menengah di Indonesia telah menciptakan kebutuhan akan data berkualitas tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk memahami perilaku konsumen dalam penggunaan media," ujarnya dikutip dari Antara.
- Smartphoneku bisa membantu kamu nyari gawai kekinian, kulik aja deh Smartphone sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat
- Perilaku masyarakat modern merupakan lahan baru e-commerce Perilaku ini banyak dimanfaatkan oleh banyak instansi pemerintah dan juga swasta untuk mengubah strategi dalam beriklan.
- Studi: Miliki smartphone bantu tingkatkan ekonomi nasional Studi tersebut juga memperlihatkan keputusan membeli smartphone bukan sepenuhnya dipengaruhi oleh gaya hidup maupun gengsi.
"Tercatat sebesar 61 persen warga di kota Jakarta, Bodetabek, Bandung, Semarang, dan Surabaya, memiliki ponsel pintar," tambahnya.
Ia juga mengatakan jika rata-rata pemakaian smartphone selama 5,5 jam per hari, dan puncaknya terjadi pada malam hari. "Ini belum termasuk saat mereka melihat televisi yang menghabiskan 4 jam per hari, dan mendengarkan radio sekitar 60 menit." Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi sejumlah perusahaan khususnya di bidang fast moving consumer good (FMCG), teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) dan elektronik untuk memantau perilaku konsumen."
GfK memperkenalkan Crossmedia Link yang mampu mengukur perilaku konsumsi konsumen secara efektif melalui penggunaan media berteknologi tinggi, katanya.
"Indonesia terpilih sebagai pasar pertama di Asia Pasifik untuk mengembangkan Crossmedia Link karena termasuk negara yang memiliki pertumbuhan pasar tercepat di seluruh dunia dari segi penetrasi dunia online, Internet, pendapatan iklan dan e-commerce," ujarnya.
Selain Indonesia, Crossmedia Link saat ini juga tersedia di Turki, Rusia, Brazil, Jerman, Belanda, Polandia, Afrika Selatan , Inggris dan Italia.
Crossmedia Link menggunakan teknologi LeoTrace untuk memonitor perilaku konsumen lewat berbagai layar termasuk desktop, smartphones dan tablets. Caranya dengan membenamkan sebuah software milik Gfk ke dalam berbagai perangkat setiap panel (smartphones, tablet, desktop dan laptop).
RECOMMENDED ARTICLE
- NEC ajak ID-SIRTII stabilkan keamanan cyber di Indonesia
- Ketua DeTIKnas berharap broadband bisa dimanfaatkan secara maksimal
- 57 persen populasi dunia ternyata tidak memiliki akses internet
- Mungkinkah CIA dalang di balik peretasan App Store Tiongkok?
- PBB: Pertumbuhan pengguna internet dunia tahun ini melambat
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini