Asosiasi e-commerce kecewa dengan sikap Kementerian Perdagangan

Ilustrasi e-commerce © 2015 ideyweb / Shutterstock.com
Techno.id - Asosiasi e-commerce Indonesia (iDEA) menganggap Kementerian Perdagangan tak kooperatif saat bertemu dengan pelaku e-commerce untuk membahas uji publik Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai perdagangan elektronik. Menurut iDEA, hampir selama dua tahun wacana RPP bergulir, tak sekali pun Asosiasi diberikan akses terhadap materi draf atau diinformasikan mengenai status dari dokumen tersebut.
Seperti diberitakan oleh Merdeka (18/6/15), permintaan secara formal dan informal pun sebenarnya sudah disampaikan oleh iDEA supaya asosiasi tersebut mendapat kesempatan untuk meninjau RPP tersebut. Namun, apa daya permintaan iDEA tersebut tak mendapat sambutan. Bahkan setelah acara selesai pun draf tersebut tidak bisa didapatkan oleh iDEA.
"Peran regulasi sangatlah besar dalam menentukan masa depan industri suatu negara. Regulasi yang tidak kondusif dapat berisiko menghambat pertumbuhan atau bahkan mematikan industri e-commerce nasional yang saat ini masih dalam tahap perkembangan awal," ungkap Daniel Tumiwa selaku Ketua Umum iDEA.
Daniel juga menyayangkan sikap dari Kementerian Perdagangan yang tak kooperatif tersebut. Menurutnya, asosiasi akan selalu mendukung rencana pemerintah untuk meregulasi industri ini. Namun, regulasi tersebut harus dibuat dengan melibatkan para pelaku industri agar mengedepankan para pemain lokal dan kepentingan konsumen di Indonesia.
"Suatu regulasi bisa membuat industri meledak atau sebaliknya mati. Kami berharap akan terjadi titik cerah dalam beberapa hari ke depan," kata Daniel.
Kekhawatiran senada juga disampaikan oleh William Tanuwijaya, CEO Tokopedia yang juga Ketua Dewan Pengawas iDEA.
"Dalam membangun perusahaan berbasis internet, sejak hari pertama kami harus menghadapi persaingan global. Untuk itu kami memerlukan dukungan pemerintah dalam menciptakan equal playing field bagi para pemain lokal, bukan regulasi berlebihan yang justru bisa membunuh industri. Pada akhirnya konsumen dapat memilih untuk menggunakan platform lain dari belahan dunia mana pun, yang belum tentu harus tunduk terhadap regulasi di negara ini," jelas William.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara tampilkan alamat dan nomor di layar HP saat hilang untuk Android, hati jadi tenang
-
10 Trik bikin prompt ChatGPT yang spesifik dan hasilnya langsung bagus tanpa perlu revisi lagi
-
8 Cara terbaru atur grup WhatsApp agar lebih teratur dan efektif, sekali coba admin pasti suka
-
5 Cara terbaru perbaiki masalah kipas CPU rusak di PC agar tak lagi overheat dan lancar kembali
-
Cara mudah 2025 mengubah format dokumen menjadi PDF di Google Docs, tidak perlu aplikasi tambahan
TECHPEDIA
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik