3 Sebab mengapa SMS belum punah sampai sekarang

3 Sebab mengapa SMS belum punah sampai sekarang

Techno.id - Saat ini, mungkin banyak di antara Anda yang sudah menggolongkan SMS sebagai teknologi antik. Apalagi dengan semakin berjubelnya aplikasi pesan Over-the-Top (OTT), seperti WhatsApp atau iMessage, posisi SMS pun kian terpinggirkan. Namun, SMS, yang telah ada sejak 1992 silam itu, belum akan musnah dalam waktu dekat. Ini sebab yang dipaparkan oleh TheNextWeb (16/2/15):

1. SMS bisa menjangkau siapa saja
Kunci dari keberhasilan SMS untuk bertahan sejauh ini ialah karena tidak semua orang memiliki gadget yang lebih canggih dan koneksi internet. Ya, dengan keadaan seperti itu, SMS menjadi satu-satunya jembatan antara feature phone ke smartphone atau perangkat lainnya.

Di satu sisi, SMS masih dipercaya sebagai perantara komunikasi terefektif dua arah antar kota, bahkan benua. Sifatnya yang universal ini tentu berperan besar dalam kelancaran pertukaran kabar tiap orang yang terpisah ribuan kilometer atau terkendala pulsa yang terbatas untuk menelpon.

2. SMS dapat berfungsi sebagai "gembok" tambahan
Dengan semakin banyaknya data pribadi yang diunggah atau diumbar ke dunia maya, maka pengamanan juga layaknya makin diperketat. Berkat kebutuhan tersebut, netizen pun diperkenalkan pada sistem verifikasi melalui SMS.

Metode tersebut saat ini lazim dilakukan oleh platform ternama, seperti Google, Facebook, Twitter, sampai Dropbox dan PayPal. Bagi mereka, memeriksa keaslian user via SMS lebih efisien daripada melalui voice call atau medium lainnya. Alasan lainnya ialah sebagian besar pengguna internet sudah memiliki nomor telepon, maka dari itu integrasi yang harus dilakukan user menjadi lebih mudah.

3. SMS cocok untuk bisnis
SMS bisa digolongkan sebagai platform antar pengguna (Person-to-Person atau P2P) ataupun antara aplikasi ke pengguna (Application-to-Person atau A2P). Nah, sifat A2P yang dimiliki oleh SMS itu nyatanya sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis atau startup. Praktik A2P yang paling sederhana adalah konfirmasi pembayaran dari bank.

Meski beberapa tahun terakhir sudah banyak perusahaan yang lari dari penggunaan A2P, tetapi A2P kini mulai dilirik kembali. Pasalnya, generasi terbaru platform cloud telah sukses meningkatkan akurasi pengiriman SMS A2P. Selain itu, SMS A2P tak lagi membutuhkan campur tangan dari pihak ketiga seperti dulu, misalnya dalam penyediaan gateway, sehingga bisa menekan biaya operasional.

Sayangnya, dunia tetap tak bisa menutup mata bahwa pengguna SMS terus menurun. Menurut laporan dari Deloitte, hanya ada 145 miliar SMS yang dikirim pada tahun 2013. Padahal, ada 152 miliar SMS terkirim di tahun sebelumnya. Faktor lemahnya tampilan dan efisiensi SMS pun menjadi sebab lain mengapa SMS kesulitan untuk bersaing dengan aplikasi pesan instan, seperti LINE atau WhatsApp.

(brl/red)