Banyak jomblo, eSynchrony masuk pasar Indonesia

Banyak jomblo, eSynchrony masuk pasar Indonesia

Techno.id - Setelah berhasil mengembangkan layanan pencarian jodoh lewat Lunch Actually, kini eSynchrony yang merupakan bagian dari Lunch Actually Group turut serta hadir di Indonesia dengan menyediakan layanan online offline. Masuknya eSynchrony ke Indonesia merupakan kelanjutan peluncurannya dari negara Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hong Kong dan Bangkok.

"Pengalaman Lunch Actually di berbagai negara selama ini membuat kami menerima banyak masukan untuk menambah layanan baru agar calon kami benar-benar bisa lebih mudah mencari pasangan hidupnya. Kami memadukan antara proses pencarian offline dengan intelligent profiling dalam dunia maya," ujar Co-Founder dan CEO Actually Group, Violet Liem.

Selain itu, Violet melihat bahwa tingginya tuntutan dunia pekerjaan membuat banyak lajang di Jakarta menghabiskan hampir seluruh waktu untuk bekerja. "Terjebak dalam rutinitas yang membuat mereka sulit bertemu orang baru dan kami berharap eSynchrony di Indonesia bisa menjadi solusi utama yang memudahkan bagi para lajang menemukan belahan jiwa mereka," paparnya.

Lebih lanjut, pihaknya mengungkapkan bahwa menjamurnya situs online dating di Indonesia membuktikan pangsa pasar tersebut masih terbuka lebar dan terus tumbuh. Terlebih lagi dengan peningkatan dalam penggunaan smartphone yang diperkirakan mencapai 100 juta pengguna di tahun 2018.

Sementara itu, tantangan yang dihadapi oleh eSynchrony yakni menemukan pasar yang relevan dan menyakinkan masyarakat akan kehadiran online dating yang aman. Hingga saat ini eSynchrony telah memasangkan 1000 pasangan sejak 2010 di global. Untuk saat ini, Violet mengatakan belum memiliki target pengguna secara spesifik namun telah memiliki sekitar 200.000 pengguna di Indonesia.

"Dibandingkan yang lain, eSynchrony hanya untuk yang serius, sehingga itu yang membuat kita berbeda meskipun belum punya banyak user di Indonesia," terang Violet ketika disinggung soal kelebihan layanan online dating miliknya.

(brl/red)