Ternyata, perjalanan luar angkasa bisa buat kulit makin tipis!

Ilustrasi astronot © 2015 techno.id
Techno.id - Fakta mengejutkan baru saja ditemukan oleh sekelompok peneliti di Jerman. Menurut penelitian tersebut, astronot yang telah melakukan perjalanan luar angkasa rentan terkena penipisan kulit.
Seperti dilansir oleh CNET (21/7/15), astronot yang telah melakukan perjalanan luar angkasa memang akan mengalami banyak penyesuaian dengan iklim bumi setelah beberapa lama berada di ruang hampa udara, seperti kehilangan kepadatan tulang. Namun, menurut Profesor Karsten Koenig dari Fakultas Fisika dan Mechantronics di Departemen Biophotonics dan Laser Technology Saarland University, Jerman yang mengepalai penelitian ini, kasus penipisan kulit ini merupakan hal yang baru dan belum teridentifikasi sebelumnya.
Oleh karena itu, pihaknya dan NASA (badan antariksa Amerika) serta ESA (badan antariksa Eropa) bersepakat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan teknologi laser ciptaannya. Penelitian pertama ini melibatkan tiga orang astronot yang baru saja kembali dari misi di Stasiun Antariksa Internasional. Lewat pengamatan mendalam menggunakan teknologi laser yang diklaim mampu mendeteksi jaringan kulit terdalam ini didapatlah kesimpulan bahwa setiap rata-rata enam bulan para astronot menghabiskan waktunya untuk perjalanan luar angkasa maka bisa dipastikan akan terjadi penipisan kulit hampir 20 persen.
Sayangnya, pihak peneliti belum mengetahui secara jelas, apa yang melatarbelakangi penipisan kulit ini. Namun, untuk sementara peneliti menduga bahwa penipisan kulit masih ada hubungannya dengan kasus hilangnya kepadatan tulang yang juga biasa dialami astronot ketika melakukan perjalanan luar angkasa.
Ke depannya, para peneliti akan melakukan pengamatan secara intensif terhadap para astronot yang telah melakukan perjalanan luar angkasa. Menurut mereka, jika mampu diketahui apa penyebab terjadinya penipisan kulit, kemungkinan besar mereka bisa menemukan pencegahan terhadap kasus ini, sehingga misi Mars di tahun 2030 yang membutuhkan waktu perjalanan selama kurang lebih 12 bulan tersebut, nanti bisa berjalan lancar.
RECOMMENDED ARTICLE
- NASA rilis video yang menampilkan permukaan berembun si planet kerdil
- Ingin saingi Amerika, Tiongkok buat teleskop radio terbesar di dunia
- Stephen Hawking dan milyuner Rusia buat proyek untuk mencari alien
- New Horizons temukan deretan pegunungan di permukaan planet Pluto
- Badan antariksa Jepang tantang warga buat nama baru untuk Asteroid
HOW TO
-
Cara terbaru translate file dokumen dan jurnal bahasa asing ke bahasa Indonesia, cukup sekali klik
-
Cara tampilkan alamat dan nomor di layar HP saat hilang untuk Android, hati jadi tenang
-
10 Trik bikin prompt ChatGPT yang spesifik dan hasilnya langsung bagus tanpa perlu revisi lagi
-
8 Cara terbaru atur grup WhatsApp agar lebih teratur dan efektif, sekali coba admin pasti suka
-
5 Cara terbaru perbaiki masalah kipas CPU rusak di PC agar tak lagi overheat dan lancar kembali
TECHPEDIA
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Cara kerja peringatan dini tsunami Jepang, bisa deteksi bencana 10-20 detik sebelum datang
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik