Akhirnya, NASA konfirmasi keberadaan gas neon di atmosfer bulan

Ilustrasi misi NASA Lunar Atmosphere and Dust Explore © 2015 NASA Ames/ Dana Berry
Techno.id - Pasca menjadi perdebatan dalam beberapa dekade ini, akhirnya NASA untuk pertama kalinya mengkonfirmasi jika ada gas neon yang menyelimuti atmosfer bulan. Fakta ini berhasil ditemukan setelah misi NASA Lunar Atmosphere and Dust Explore atau Ladee berhasil melakukan penelitian secara berkala terhadap atmosfer satelit alami bumi tersebut.
Dikutip dari NDTV (18/8/15), keberadaan gas yang umum digunakan dalam bidang kelistrikan di bumi ini sekaligus menjawab pertanyaan panjang atas spekulasi keberadaan gas neon sebagai salah satu senyawa yang memicu permukaan bulan jadi lebih bersinar. Meski telah ditemukan, para peneliti NASA menyangkal jika keberadaan gas neon adalah salah satu pemicu bersinarnya permukaan bulan. Pasalnya, menurut para peneliti kerenggangan permukaan bulan tak akan mampu disinari dengan hanya kandungan neon yang hanya beberapa persen di atmosfer bumi.
- 16 Mitos seputar sains ini tak boleh lagi kamu percayai, salah kaprah! Padahal sejak SD sampai SMA kamu pasti sudah banyak banget dapet ilmu sains semacam ini. Duh!
- NASA rilis video yang menampilkan permukaan berembun si planet kerdil Dalam video tersebut, nampak permukaan planet Pluto tertutup semacam embun atau awan yang begitu pekat.
- NASA himbau penduduk bumi hentikan penggunaan minyak bumi Masa depan seperti apa yang Anda inginkan? Temperatur udara meninggi dan banyak polusi, atau udara bersih seperti di pegunungan?
Selain meneliti kandungan gas neon pada permukaan bulan selama tujuh bulan terakhir, Ladee juga meneliti keberadaan kandungan helium dan argon pada atmosfer bulan. Menariknya, pasca penelitian ditemukan juga bahwa persentase kelimpahan kandungan gas-gas tersebut di atmosfer bulan berganti-ganti tergantung hari yang terhitung di bulan. Menurut peneliti kandungan argon bakal mencapai titik puncak kelimpahannya pada saat matahari terbit, sedangkan neon pada saat pukul 4 pagi dan helium pada saat pukul 1 dini hari.
Penelitian ini juga menemukan bahwa kandungan helium yang terdapat pada atmosfer bulan diproduksi pada tingkat yang setara dengan sekitar tujuh liter per detik pada tekanan atmosfer standar. "Hasil temuan ini menyoroti keterbatasan model exospheric (lapisan terluar dalam tatanan atmosfer) saat ini, dan memberikan gambaran kecanggihan ilmu di masa depan," ungkap Mehdi Benna dari NASA Goddard Space FLight Center di Greenbelt, Maryland, Amerika.
RECOMMENDED ARTICLE
- Para astronom temukan exoplanet termuda di jagat semesta
- Intip penampakan hujan meteor Perseid dari seluruh dunia
- Astronot bilang rasa letuce hasil kebun luar angkasa, menakjubkan!
- Aurora paling terang baru saja ditemukan di luar sistem tata surya
- Tiongkok luncurkan dua satelit barunya untuk saingi GPS
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini