Mengapa user di Indonesia sangat gemar chatting menggunakan stiker?
Techno.id - Populernya fitur stiker pada aplikasi pesan instan dewasa ini, tak bisa dipungkiri, telah membawa warna baru dalam dunia media sosial. Line, sebagai aplikasi yang sudah dikenal lama mengusung dan memopulerkan fitur ini, mempunyai cerita tersendiri. Tercatat penggunaan stiker secara global per harinya di Line ternyata bisa mencapai lebih dari 1 miliar. Bahkan dalam suatu waktu, Line pernah mencatat ada 2,4 miliar stiker dan emoji Line yang dikirimkan dalam sehari.
Faktanya, pengguna Line di Indonesia pun tak ketinggalan untuk menggunakan stiker dalam sesi chatting hariannya. Menurut Teddy Arifianto, Team Leader PR Line Indonesia, penggunaan Line efektif digunakan sehari-hari sebagai bumbu dalam berinteraksi di dunia maya.
"Mereka (user Line di Indonesia) menggunakan stiker untuk mengekspresikan apa yang biasanya ditulis dengan kata-kata dan kalimat sehingga lebih mudah dan mengena sekaligus lebih menyenangkan," terangnya.
Di samping itu, stiker di Line juga disukai pengguna karena mengusung ungkapan yang sering diucapan dan sedang populer di masyarakat. Menggunakan stiker tertentu pun dirasa lebih praktis ketimbang harus mengetik ungkapan yang dimaksud.
"Ungkapan yang umum digunakan seperti Halo, Terima kasih, Bye menjadi populer. Bahkan, ungkapan-ungkapan yang menangkap nuansa kekinian, misalnya seperti warbyasah atau leh uga, juga tak luput dari perhatian para pengguna kami dan mereka mencari stiker-stiker yang menggunakan ungkapan dan ekspresi yang keren seperti itu," paparnya pada Techno.id (04/12/15).
Mewabahnya penggunaan stiker Line ini pada akhirnya juga berdampak pada ramai digunakannya stiker dari Creative Market, sebuah platform yang mewadahi pembuat sticker dari seluruh dunia, di Indonesia. Di sana, kini bisa dijumpai banyak stiker khas kedaerahan yang memuat dialek-dialek khas beberapa daerah seperti dari Sunda, Medan, Palembang, betawi, Jawa.