Ini cara teknisi atasi suhu ekstrim stadion di Piala Dunia 2022 Qatar

Ini cara teknisi atasi suhu ekstrim stadion di Piala Dunia 2022 Qatar

Techno.id - Gelaran event sepak bola akbar Piala Dunia 2022 Qatar sudah resmi dimulai. Tim terbaik dari berbagai negara dunia sudah mulai menunjukkan tajinya, untuk menjadi yang terbaik di event tersebut.

Ada banyak hal menarik dari perhelatan Piala Dunia Qatar 2022. Untuk pertama kalinya pertandingan diadakan pada musim dingin. Meskipun menimbulkan banyak pro dan kontra, perhelatan Piala Dunia tetap diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Seperti diketahui, Qatar memiliki suhu ekstrim. Wilayah negara tersebut rata-rata memiliki suhu di atas 40 derajat kala musim panas. Oleh sebab itu, untuk memberikan suasana nyaman untuk bertanding, FIFA yang merupakan induk sepak bola dunia menyetujui Piala Dunia diadakan pada musim dingin.

Sebanyak 64 pertandingan dari penyisihan grup hingga partai final akan digelar dengan delapan venue stadion yang tersebar di lima kota, untuk dijadikan tempat bertanding tim-tim perwakilan peserta Piala Dunia. Stadion tersebut antara lain Lusail Iconic, Al-Bayt, Stadium 974, Stadion Al Thumama, Stadion Internasional Khalifa, Stadion Education City, Stadion Ahmad bin Ali, dan terakhir Stadion Al Janoub.

Namun sayangnya perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar tidak cukup hanya diadakan pada musim dingin agar mendapatkan suhu lingkungan tetap nyaman. Terlebih tim-tim dari Benua Eropa sangat terbiasa bermain dalam kondisi suhu dingin sekitar 20 derajat celcius saja.

FIFA dalam hal ini cukup khawatir dengan masalah tersebut. Tidak hanya itu saja, TIM yang bertanding pun juga cukup risau akan suhu ekstrim di negara Qatar.

Demi mengatasi permasalahan tersebut, negara Qatar sebagai tuan rumah menerapkan teknologi AC raksasa ke dalam tujuh dari delapan stadion yang digunakan.

Lantas bagaimana cara kerja teknologi tersebut? Kali ini techno.id akan memberikan cara negara Qatar mengatasi suhu ekstrim di stadion untuk perhelatan Piala Dunia 2022.

Dilansir dari berbagai sumber yang beredar, terdapat sebuah pusat energi di dekat stadion yang digunakan untuk pertandingan World Cup 2022. Sumber tersebut akan mendorong angin ke dalam pipa yang telah terhubung ke venue, kemudian angin tersebut diubahnya menjadi udara dingin. Setelah itu, udara dingin akan dialirkan ke tiap-tiap bangku penonton dan area vital lain seperti ruang ganti pemain dan lapangan.

Ini cara teknisi atasi suhu ekstrim stadion di Piala Dunia 2022 Qatar

foto: YouTube/ Qatar2022

Pelopor dari teknologi pendinginan lapangan ini adalah Saud Abdulaziz Abdul Ghani. Ia merupakan Profesor Teknik di Universitas Qatar. Dalam hal ini ia telah melakukan studi universitas selama beberapa dekade sebelumnya.

Studi PhD saya berfokus pada AC di dalam mobil dan kami menerapkan teori yang sama ke stadion Piala Dunia 2022, tetapi jelas dalam skala yang jauh lebih besar, kata Saud, mengutip situs resmi FIFA, Selasa (22/11).

Teknologi pendinginan di tiap stadion tentu memiliki karakter berbeda. Tentu AC yang dipasang akan menyesuaikan bagaimana desain arsitektur bangunan. Hanya stadion 974 yang tidak menggunakan teknologi AC ini, karena venue tersebut memiliki ventilasi alami.

Ini cara teknisi atasi suhu ekstrim stadion di Piala Dunia 2022 Qatar

foto: YouTube/ Qatar2022

Teknologi AC untuk stadion di Piala Dunia Qatar 2022 menggunakan sumber energi buatan bertenaga surya. Udara luar didinginkan dan kemudian didistribusikan melalui grill di tribun dan nosel sisi lapangan dengan ukuran besar. Sistem juga memakai insulasi dan spot cooling agar tetap ramah terhadap lingkungan.

Spot cooling berarti kami hanya mendinginkan area yang dibutuhkan orang, seperti di lapangan dan tribun penonton. Setiap stadion didinginkan ke temperatur yang nyaman, sekitar 20 derajat celsius, kata Dr.Saud menjelaskan.

Menariknya teknologi pendinginan ini tidak dipatenkan, sehingga bisa digunakan oleh negara lain.

Ini cara teknisi atasi suhu ekstrim stadion di Piala Dunia 2022 Qatar

foto: YouTube/ Qatar2022

"Teknologi ini berpotensi jadi game changer bagi negara dengan iklim panas. Itu sebabnya saya memastikan siapa pun dapat memakainya," kata Dr. Saud. Ia juga mengaku sangat bangga bahwa teknologi dari Qatar ini bisa ditiru oleh negara dan bisnis lain.

(brl/guf)