Bukan dokter, tapi QUiPP bisa prediksi risiko kelahiran bayi prematur

Bukan dokter, tapi QUiPP bisa prediksi risiko kelahiran bayi prematur

Techno.id - Para peneliti dari King College London telah mengembangkan sebuah aplikasi untuk membantu dokter dalam memprediksi risiko kelahiran bayi prematur. Aplikasi yang diberi nama QUiPP ini mengumpulkan data pribadi, seperti riwayat kehamilan untuk mengantisipasi seorang ibu melahirkan sebelum usia 37 minggu.

Tak hanya itu, aplikasi QUiPP juga menggunakan beberapa faktor untuk menentukan apakah seorang wanita berisiko melahirkan prematur atau tidak. Beberapa faktor tersebut di antaranya pengecekan panjang serviks dan tingkat biomarker yang ditemukan dalam cairan vagina atau biasa disebut dengan fetal fibronectin.

Sebelum digunakan oleh dokter, aplikasi QUiPP juga diuji dalam dua tahapan. Tahap pertama ditujukan pada wanita yang dianggap memiliki risiko tinggi melahirkan prematur. Tahap kedua memprediksi kelompok wanita yang menunjukkan gejala persalinan dini.

Setelah diuji, ternyata aplikasi QUiPP berjalan dengan baik sebagai alat prediksi. Menurut para peneliti, aplikasi ini juga dapat digunakan oleh dokter untuk meningkatkan estimasi probabilitas kelahiran prematur. Namun, aplikasi yang tersedia untuk perangkat iOS ini menurut para peneliti perlu dievaluasi lebih lanjut sebelum dijadikan solusi terpercaya untuk mendeteksi risiko kelahiran prematur.

"Ini bisa sulit untuk menilai secara akurat risiko seorang wanita melahirkan bayi prematur karena banyak wanita yang menunjukkan gejala persalinan prematur yang tidak sama satu sama lain," kata profesor Andrew Sherman ketua pengembangan aplikasi QUiPP.

Bukan dokter, tapi QUiPP bisa prediksi risiko kelahiran bayi prematur

(brl/red)