XL: "Tahun depan kami lebih ekspansif ke kota-kota besar"

XL: "Tahun depan kami lebih ekspansif ke kota-kota besar"

Techno.id - Sejak resmi menjabat sebagai Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk, Dian Siswarini terus melakukan transformasi bisnis di perusahaan yang dipimpinnya. Terbukti, proses transformasi yang dilakukan mulai berdampak positif terhadap kinerja perseroan tersebut di semester satu tahun 2015.

Hal ini dapat dilihat dari Average revenue per users (ARPU) XL yang kini telah meningkat sebesar 25 persen menjadi Rp 30.000 per bulan dari Rp 24.000. Sementara itu, pendapatan layanan data dan value added service (VAS) naik sebesar 16 persen menjadi Rp 3,3 triliun.

Pertanyaannya, bagaimana kelanjutan transformasi bisnis, fokus, dan rencana bisnis PT XL Axiata Tbk di semester kedua? Berikut petikan M Syakur Usman dan M Zul Atsari dari Kapanlagi Network Group (KLN) saat mewawancari Dian Siswarini di kantornya yang dominan warna putih di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Terkait komersialisasi layanan 4G LTE, mengapa memilih Surabaya dan Denpasar, Bali sebagai dua kota pertama?

Karena di dua area itu refarming spektrum 1.800 MHz sudah selesai, sehingga boleh secara resmi launching layanan 4G LTE di frekuensi 1.800 MHz. Selain itu, teknologinya juga sudah netral. Kedua kota ini juga konsumsi datanya tinggi. Apalagi Bali, khususnya Denpasar banyak menerima roamer dari luar negeri yang kebanyakan pelanggan LTE. Jadi kalau Bali, wajib lah.

Ke depan, strategi kami tidak akan menawarkan layanan 4G di mana saja dan untuk siapa saja. Pertimbangannya, yang mampu dan mau, serta bisa memakai LTE, tidak akan seluruh konsumen XL. Yang bisa mengganti smartphone-nya ke LTE, tidak semua. Yang mengerti LTE dan bisa berikan layanan berbeda, tidak semua. Kemudian daerah yang potensial, juga tidak semua.

Jadi, strategi kami di layanan LTE adalah ke kota-kota besar yang sesuai dengan assement kami. Hingga akhir tahun ini, kami akan ke Bandung dan Jakarta. Kami akan berikan experience yang luar biasa dan terbaik di kota yang dipilih sebagai kota LTE.

Jadi sampai akhir tahun berapa kota yang digelar layanan LTE?

Refarming spektrum 1.800 MHz baru selesai di akhir November tahun ini seperti area Jakarta. Sebenarnya kota-kota lain juga sudah selesai, tapi kami fokus ke kota-kota besar dulu. Jadi tahun ini ada lima kota yang roll out layanan 4G LTE, yakni Surabaya, Denpasar, Bandung, Jakarta, dan Lombok.

Setelah itu, baru tahun depan kami akan ekspansi lebih jauh ke kota-kota besar. Karena jika kami provide satu teknologi, tidak bisa terlalu cepat atau lambat, kalau cepat, nanti bisa idle capacity. Jadi lihat supply dan demand.

Berapa besar potensi kontribusi layanan 4G terhadap pendapatan perseroan?

Pengguna handset LTE di jaringan XL baru sekitar tujuh persen saat ini. Bagaimana kontribusinya ke depan? Kami nilai tidak bisa diagregasi seperti itu. Sebab layanan LTE memiliki efek langsung dan tidak langsung. Efek langsungnya adalah kontribusi pendapatan layanan LTE terhadap pendapatan usaha.

Efek tidak langsungnya, kami tidak seagregasi jumlah pengguna LTE berapa, bukan pengguna LTE berapa. Karena yang dilihat pendapatan layanan data. Paket-paket datanya kami integrasikan. Jadi yang ada paket layanan 1GB, 2GB, dan lain-lain bisa dipakai untuk layanan 3G dan 4G.

(brl/red)