Telkom: Gangguan jaringan di NTT bukan karena gempa

Telkom: Gangguan jaringan di NTT bukan karena gempa

Techno.id - Dilansir oleh Antara (16/02/16), General Manager PT Telkom Wintel Nusa Tenggara Timur Daniel Sangka mengatakan gangguan jaringan telekomunikasi sejak Jumat (12/2) siang hingga Minggu subuh, bukan karena gempa bumi berkekuatan 6,6 SR yang mengguncang Pulau Sumba pada saat itu.

"Gangguan jaringan telekomunikasi tersebut akibat penyearah gelombang (Rectifier) di Telkom Ende, Flores mengalami kerusakan yang cukup serius," kata Daniel Dikutip dari Antara.

Rectifier atau Penyearah Gelombang adalah suatu bagian dari rangkaian catu daya (Power Supply) yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current) menjadi sinyal DC (Direct Current).

Rangkaian Penyearah Gelombang ini pada umumnya menggunakan Dioda sebagai komponen utamanya, karena memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.

Jika sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda tersebut hanya akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya lagi diblokir.

Daniel mengatakan saat gangguan tersebut, semua jaringan telepon seluler di NTT bahkan sampai Timor Leste tidak berfungsi, termasuk juga dengan layanan ATM dan internet.

Dijelaskan, kerusakan perangkat 'Rectifier' yang berfungsi merubah arus AC menjadi DC ini menyebabkan jaringan Telkom di seluruh NTT terganggu. "Jaringan Telkom di NTT titik masuk pertamanya atau 'landing point' di Ende.Dari Bima, NTB kabel bawah laut masuk di Ende lalu ke Sumba dan ke Kupang. Sehingga, ketika Ende mengalami gangguan maka semua akan terganggu,"kata Daniel.

Ia menambahkan untuk lebih meningkatkan pelayanan telekomunikasi di NTT, saat ini sedang dilakukan pembangunan kabel optik bawah laut atau Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dari Makassar, Sulawesi Selatan ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka di Pulau Flores.

Dengan adanya jaringan yang menghubungkan Makassar-Maumere maka menurut Daniel pelayanan Telkom di NTT semakin aman. "Kalau ada gangguan seperti di Ende itu maka tidak jadi masalah karena masih ada jaringan dari Makassar yang bisa digunakan," jelasnya.

Saat ini, katanya, sedang dibangun pula SKKL Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores TImur menuju Kalabahi, ibu Kota Kabupaten Alor dan Atambua, ibu kota Kabupaten Belu untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan.

Dengan demikian, kata Daniel, Kupang sebagai ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur akan memiliki dua kaki sehingga semakin aman dalam memanfaatkan saluran telekomunikasi.

(brl/red)