Indosat Ooredoo berniat tambah kekuatan pakai frekuensi nganggur

Indosat Ooredoo berniat tambah kekuatan pakai frekuensi nganggur

Techno.id - Industri telekomunikasi di Indonesia sedang mengalami laju yang cepat dalam menyediakan layanan berbasis internet cepat. Rampungnya proses penataan ulang frekuensi 1800 Mhz digadang-gadang bakalan mengubah pola komunikasi masyarakat dari hanya SMS dan telepon ke pengguna internet aktif.

Demi mempersiapkan diri menuju perubahan kebiasaan pelanggan itu, para penyedia layanan telekomunikasi berbenah. Mereka mengaku sedang mengoptimalkan semua infrastrukturnya demi menampung trafik layanan data berbasis 4G LTE (long term evolution) yang bakalan lebih besar dari sebelumnya.

Indosat Ooredoo mengaku perusahaannya telah berhasil melakukan modernisasi demi menyediakan kualitas layanan yang lebih baik. Meski begitu, anak usaha Ooredoo Group itu masih ingin memperkuat posisi perusahaannya di era 4G LTE dengan menambahkan pita frekuensi yang dimilikinya.

Alexander Rusli sebagai Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo menyatakan pihaknya berminat menambah blok di pita frekuensi 2,1 GHz yang saat ini ada 10 Mhz yang 'tidak bertuan'. Perusahaan yang sebelumnya dikenal dengan nama Indosat tersebut sudah memiliki 10 MHz di frekuensi yang dipasangi lisensi 3G oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

"Kalau dikasih kesempatan ya kita pastinya minat untuk 2,1 Ghz. Tapi kita lihat juga pemerintah mau lepasnya gimana dibikin dua blok 5 Mhz atau 10 Mhz sekaligus," kata pria yang akrab disapa Alex itu sewaktu dijumpai di Kantor Indosat, Jakarta.

Alex melanjutukan, dari dua blok yang sedang dalam persiapan lelang oleh pemerintah itu, Indosat Ooredoo mengungkapkan menyasar kapasitas 5 Mhz. Menurutnya, satu blok dengan pita lebar 5 Mhz sudah cukup untuk memperkuat kualitas dan posisi Indosat Ooredoo di industri telekomunikasi yang masih mengalami perkembangan pesat.

Sekedar untuk informasi, dua blok kosong yang ada di frekuensi 2100 Mhz merupakan hasil pengembalian daro XL Axiata karena melakukan merger-akuisisi Axis Telekom pada tahun lalu. Rencananya, pemerintah akan melelang kembali blok tersebut yang hasil 'penjualannya' bakalan masuk kas negara sebagai pemasukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Satu blok kosong itu harganya (ketika dilelang) Rp 500 miliar. Kalau dua, berarti Rp 1 triliun. Nanti uang tersebut akan jadi pemasukan untuk PNBP," ujar Muhammad Budi Setiawan, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemkominfo.

Tingginya nilai yang harus dibayar untuk mendapat frekuensi itu sepertinya membuat Indosat gentar dalam mengambil dua blok sekaligus. "Kita harus lakukan hitungan dulu karena ngitungnya itu gampang. Kalau tidak menguntungkan, kami lebih baik tambah site daripada harus ambil dua blok sekaligus. Tapi, kalau satu (blok) kami masih tertarik sampai saat ini," jelas Alex.

(brl/red)