Suatu saat, penyakit kanker bisa dideteksi melalui urin

Ilustrasi penelitian ilmiah © 2015 techno.id
Techno.id - Kanker merupakan suatu penyakit yang susah untuk dideteksi. Bahkan beberapa kanker hanya dapat dideteksi dengan biopsi invasif dan CT scan ketika tumor telah beranjak "dewasa" atau telah mencapai ukuran setengah inci. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari MIT dan University of California, San Diego, Amerika justru menemukan cara mudah untuk mendeteksi kanker bahkan ketika tumor tersebut masih berukuran di bawah setengah inci.
Seperti dilaporkan oleh LiveScience (27/6/15), tim peneliti dari tersebut melakukan serangkaian percobaan menggunakan bakteri hasil rekayasa genetika untuk menemukan pusat tumor di dalam tubuh. Disebutkan, bakteri yang digunakan adalah jenis E.Coli atau bakteri yang mirip dengan bakteri yang biasa terdapat pada semua jenis yoghurt.
- Penelitian terbaru, parasit malaria ternyata juga bisa obati kanker! Penemuan ini sedang diujicobakan pada tikus. Tes diharapkan dapat dilakukan pada manusia dalam empat tahun ke depan.
- Peneliti Korea manfaatkan laser untuk deteksi bakteri pada makanan Sinar laser sengaja digunakan oleh para peneliti karena dinilai dapat mendeteksi keberadaan bakteri dengan baik.
- Deteksi penyakit dari alat pengendus milik anjing Peneliti dari University of Adelaide menemukan alat pendeteksi penyakit dari indera penciuman anjing.
Dalam uji laboratorium, peneliti menggunakan tikus yang mengidap tumor metastasis atau tumor yang telah menyebar ke hati dan organ lainnya. Tikus-tikus tersebut kemudian disuntik dengan bakteri E.Coli yang telah direkayasa sedemikian rupa serta campuran yang terbuat dari gula galaktosa dengan protein yang disebut sebagai luciferin. Bakteri yang masuk ke dalam tubuh akan menghasilkan enzim yang dapat memisahkan galaktosa dari luciferin tersebut. Luciferin yang telah terpisah akan disaring dari darah oleh ginjal dan kembali dikeluarkan dari tubuh tikus dalam bentuk urin. Urin yang telah dikeluarkan dan bercampur dengan luciferin inilah yang dapat menjadi indikasi apakah tubuh tikus tersebut memang mengidap kanker.
Kendati cukup menjanjikan, peneliti belum bisa memastikan apakah cara ini bisa berhasil jika diterapkan pada manusia. Untuk itu, saat ini tim peneliti masih terus melakukan penelitian untuk mendeteksi jenis kanker lainnya dan mengembangkan bakteri yang aman dan efektif untuk digunakan pada manusia.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini