Penggemar produk Apple mulai mengembalikan headset Vision Pro, inilah alasannya

foto: apple
Techno.id - Headset Apple Vision Pro yang baru saja diluncurkan telah mendapatkan beberapa tinjauan (review) yang sangat beragam sejak dirilis. Ternyata tidak semua orang terkesan dengan headset VR premium generasi baru ini
Bahkan perangkat yang dibanderol seharga USD3.499 atau sekiitar Rp54,6 juta itu dianggap masih belum bisa menandingi headset Quest 3 keluaran Meta. Apalagi setelah Mark Zuckerberg sebagai CEO Meta mencoba Apple Vision Pro baru-baru ini dan diposting di akun instagram pribadinya.
- 5 Perbedaan Meta Quest 3 dan Apple Vision Pro, soal harga jomplang banget Apple Vision Pro mungkin lebih baik untuk AR, tetapi untuk bermain game Quest 3 juaranya
- Catat tanggalnya, Apple akan meluncurkan headset Vision Pro awal Februari 2024 Headset AR/VR baru ini diklaim akan menjadi headset yang mahal
- Meta menambahkan dukungan untuk video spasial iPhone 15 Pro ke headset Quest Pengguna harus memperbarui headset Meta ke Meta Quest Build 62.0
Dalam unggahan tersebut Zuckerberg menyebutkan headset Meta Quest bukan hanya sebagai alternatif yang lebih murah daripada Vision Pro, tetapi juga lebih baik baik dari sisi bobot, kontrol berbasis gerakan, dan kurangnya keserbagunaan Apple Vision Pro.
Tak heran jika banyak pengguna yang saat ini melakukan pengembalian dana (refund) setelah Apple membuka program pengembalian selama 14 hari. Seperti dilaporkan Reddit, beberapa alasan paling umum mengapa penggemar Apple mengembalikan headset Vision Pro termasuk masalah kenyamanan. Faktanya headset ini sangat berat, sekitar 2290 gram yang menyebabkan sakit kepala pengguna awal setelah hanya 10 menit penggunaan.
Selain itu meski headset ini memiliki layar praktis di bola mata pengguna, tetapi juga tidak baik untuk ketegangan mata. Tidak diketahui apakah Vision Pro memiliki filter pemblokiran cahaya biru?
Pengguna Reddit Affectionate_Ear_743 mengatakan dirinya sebagai pengguna ekosistem Apple, merasa kecewa dan masih sakit kepala karena memakainya selama sekitar satu jam terakhir.
Alasan lainnya mengapa pengguna mengembalikan Apple Vision Pro mereka adalah karena pembelian yang terasa lebih seperti pertaruhan. Dapat dimengerti jika produk generasi pertama ini tidak sempurna, tetapi dengan kinerja di bawah standar yang dibanderol dengan harga selangit tentu saja tidak dapat dimaafkan dalam pandangan pengguna.
Terlepas dari semua keluhan, para pengguna berharap Apple memperbaiki produk mereka termasuk menambahkan lebih banyak fitur dan fungsionalitas ke Apple Vision Pro sehingga pengguna tidak merasa terlalu kecewa dan kehabisan uang. Tak heran jika saat ini masih banyak pengguna yang memilih perangkat serupa yang berbasis Android.
RECOMMENDED ARTICLE
- Setelah mencobanya, Mark Zuckerberg mengklaim Meta Quest 3 lebih baik dibanding Apple Vision Pro
- Maskapai ini yang pertama di dunia menghadirkan kacamata AR dalam penerbangan
- Meta menambahkan dukungan untuk video spasial iPhone 15 Pro ke headset Quest
- 5 Perbedaan Meta Quest 3 dan Apple Vision Pro, soal harga jomplang banget
- Apple mengungkapkan ada lebih dari 600 aplikasi yang akan bekerja dengan Vision Pro saat diluncurkan
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini