Mozilla protes setelah Windows 10 diluncurkan
Techno.id - Baru beberapa hari dirilis, Windows 10 sudah mendapat respon negatif dari Mozilla. Perusahaan pengembang web browser Firefox ini bahkan membuat surat terbuka yang ditujukan untuk CEO Microsoft, Satya Nadella.
Dalam suratnya, Chris Beard selaku CEO Mozilla mengaku tidak menyukai Windows 10. Pasalnya, Windows 10 dikatakan membatasi atau cenderung 'memaksa' para penggunanya untuk menggunakan web browser default Windows 10, Microsoft Edge.
-
Firefox resmi hadir untuk Windows 10 dengan sejumlah pembaruan Akhirnya rilis juga ya, setelah sebulan lalu Mozilla mengumumkan secara resmi kalau akan menggarap Firefox untuk Windows 10.
-
Dua minggu dirilis, pemakai Windows 10 capai lebih dari 25 juta! Apakah cita-cita Microsoft untuk membuat Windows 10 terpakai di satu miliar perangkat dalam tiga tahun akan terwujud?
-
Apakah Microsoft Edge juga universal seperti Windows 10? Microsoft Edge berada di dalam sistem operasi yang bersifat universal. Apakah ini berarti Microsoft Edge juga dapat digunakan di banyak platform?
Meskipun dapat menjadikan Firefox sebagai default browser, Beard mengklaim jika itu harus dilakukan melalui beberapa proses rumit. Dengan kata lain, pengguna Windows 10 secara tidak langsung harus mengikuti arahan Microsoft.
"Dengan diluncurkannya Windows 10, kami (Mozilla) sangat kecewa melihat Microsoft mengambil langkah mundur yang dramatis," ujar Beard sebagaimana dikutip dari Venture Beat (30/07/2015).
Menariknya, nota proses seperti ini ternyata bukan yang pertama kalinya bagi Microsoft. Di tahun 1998, Departemen Hukum Amerika Serikat bahkan pernah menuduh Microsoft telah melakukan monopoli industri perangkat lunak komputer melalui Internet Explorer.
Menanggapi hal tersebut, Microsoft menjawabnya bahwa Windows 10 dirancang untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para penggunanya. Perusahaan yang didirikan Bill Gates itu juga menegaskan bahwa konsumen dapat memilih web browser default sesuai keinginan.
"Dengan upgrade ini (Windows 10), konsumen memiliki pilihan untuk mengatur peraturan default sesuai keinginan, termasuk untuk web browsing," ujar juru bicara Microsoft.