Monogami dan poligami sifat alami manusia

Monogami dan poligami sifat alami manusia

Techno.id - Sudah menjadi pandangan umum, jika pria lebih cenderung melakukan poligami. Sedangkan wanita cenderung pada perilaku monogami.

Faktanya, semua orang bisa melakukan monogami atau poligami, Baik pria maupun wanita, keduanya tidak ada perbedaan. Hal ini tentu saja dibuktikan dengan Penelitian, seperti yang dilakukan Rafael Wlodarski, seorang psikolog eksperimental, universitas Oxford, Inggris. Menurutnya, penemuan ini menjadi alasan mengapa ada variasi dalam perilaku sexual manusia, dilihat dari lintas budayanya.

Dibandingkan hewan, manusia memiliki banyak variasi perkawinan. Sehingga, Sebagian orang membutuhkan satu pasangan untuk menemani hidupnya. Sebagian lainnya terus mencari pasangan dan selalu bertukar pasangan hidup. Selain itu, Diantara kisaran keseluruhan cinta unik ini pria identik mempunyai banyak istri dan wanita menikahi 2 saudara sekaligus.

Untuk itu, Manusia umumnya lebih sedikit bertindak "promiscuous" (hubungan seks yang awut-awutan) dari sepupu primatanya. hanya 30 persen primata dan 3 persen mamalia yang menetap pada satu pasangan, seperti yang dilansir dari LiveScience (03/03/15).

Untuk mencari kebenarannya, Wlordarski dan rekan-rekannya meneliti perilaku seksual pada 600 pria dan wanita Inggris serta Amerika. Kemudian, peneliti ini memberikan beberapa pertanyaan yang diajukan untuk melihat bagaimana seseorang bersedia terlibat dalam seks bebas.

"Kami melihat data dan ini bentuk yang aneh," ujar Wlordarski kepada Live Science (03/03/15).

Wanita dan pria cendrerung membagi dalam dua kelompok, yaitu, orang-orang yang menghargai kesetiaan dan komitmen, sedangkan yang lainnya hanya untuk mencari kesenangan. Namun, Pria lebih sedikit tergolong sebagai orientasi promiscuous (hubungan seks yang awut-awutan) dibandingkan wanita.

Di penelitian yang sama, Tim tersebut melihat data panjang jari dari 1.313 pria dan wanita inggris. Kemudian, para peneliti membandingkan antara jari telunjuk dan jari manis yang dapat mewakili seberapa banyak testosterone berpengaruh pada anak laki-laki dan perempuan di dalam kandungan. Selain itu, tim ini memprediksi jika panjang jari manis lebih panjang dari jari telunjuk, maka akan seorang anak akan lebih tertarik untuk melakukan seks bebas.

Namun, variasi dari perkawinan ini bertahan karena keduanya memiliki manfaat, Jadi, tergantung waktu dan tempat. Sebenarnya, Monogami merupakan hal yang baru, dan terlihat bekerja dengan budaya yang telah dibuat manusia.

Dalam kasus lain, penelitian ini memiliki ratusan variabel. Seperti mendidik budaya untuk mengontrol kelahiran, dapat membentuk strategi kawin terhadap masyarakat tertentu.

Penelitian ini melihat dari 2 populasi barat yang cukup mirip. Akan lebih menarik jika melihat bagaimana tipe perkawinan muncul dalam kebudayaan yang berbeda tutup Wlordarski.

(brl/red)